Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Resmikan Vihara Dhamma Sarana, Dirjen: Vihara Dapat Bermanfaat bagi Umat Buddha Maupun Lingkungan Sekitar

Minggu, 16 Juni 2024
Kategori : Berita

TEMANGGUNG (Bimas Buddha) -------- Vihara Dhamma Sarana yang berlokasi di Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah resmi dibuka oleh Dirjen Bimas Buddha pada Minggu (16/6/2024).

Peresmian Vihara yang telah dipugar sejak tiga tahun silam dihadiri ratusan umat Buddha baik dari Desa Getas maupun beberapa wilayah di Temanggung. Hadir pula  Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Camat Kaloran Riastiana  Trisnamurti dan sejumlah tokoh masyarakat Temanggung. Peresmian juga ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi dan Bante Sri Subhapanno Mahathera. Setelah itu dilakukan peletakan batu pertama pembangunan kuti yang lokasinya di samping vihara.

Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi menyampaikan bahwa di tempat yang sangat indah ini dimana akan melatih diri untuk belajar memperbaiki, meningkatkan kualitas hidup kita. “Saya berharap tempat yang sangat baik ini terus kita rawat kita miliki secara bersama dan kita jaga agar dapat menjadi tempat yang bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun bagi lingkungan sekitar kita,” jelasnya.

Dengan mengutip pepatah Jawa kuno yakni "Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi,” sebutnya pada Minggu (16/06/2024).

Supriyadi juga menyampaikan tiga pesan mendalam  kepada umat Buddha di Krecek atas dibukanya vihara hasil revitalisasi ini. 

Pertama, umat harus merenungi dan mengetahui apa yang menjadi kekurangan dirinya. Dengan kesadaran tinggi akan kelemahannya, menurut Supriyadi, seseorang makin mawas diri bisa memiliki landasan kuat untuk membenahi diri dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai ajaran Buddha

Kedua, umat harus punya rasa memiliki atau handarbeni. Dengan pemahaman ini, maka umat akan selalu menjaga apa yang dimiliki. Termasuk terhadap vihara baru ini. Maka umat tidak akan merusak tapi justru memiliki kesadaran untuk terus menjaganya baik untuk kegiatan yang bersifat fisik atau non fisik seperti penguatan spritualitas, nilai-nilai dan lainnya.

Ketiga, memiliki rasa menjaga dan mengelola sebaik-baiknya. Dengan modal pengetahuan yang memadai maka umat diharapkan tidak hanya bersikap pasif, namun memiliki kesadaran yang tinggi untuk meningkatkan pengelolaan vihara menjadi lebih baik penuh aura baik dan bermanfaat.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait