Papua Barat (Kemenag) --- Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Nyoman Suriadarma melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Indonesia bagian Timur.
Kunker ini dilaksanakan Nyoman Suriadarma bersama rombongan selama empat hari menyambangi sekolah dan beberapa Vihara di Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari.
Kunjungan pertama di Sorong, Nyoman Suriadarma melihat Sekolah Cinta Kasih dan Dhammaseka Buddha, yang berada dalam komplek Vihara Buddha Sorong. Tampak mendampingi Plt. Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Barat dan Pembimas Buddha.
"Membangun sekolah adalah investasi jangka panjang, membangun sekolah adalah usaha yang mulia dalam ikut mencerdaskan dan membina budi pekerti anak bangsa," kata Nyoman Suriadarma di Sorong, Selasa (29/03/2022).
"Vihara selain sebagai tempat ibadah, juga bisa difungsikan sebagai pengembangan pendidikan," tambah Nyoman Suriadarma.
Kunker Nyoman Suriadarma berlanjut untuk menghadiri upacara blessing atau pemberkahan lokasi pembangunan Vihara Buddha Maitreya, berlokasi di Km. 08 Kota Sorong.
"Semoga pembangunan vihara ini cepat terwujud. Kuncinya, umat harus solid, saling membantu dan bekerja sama," harap Nyoman Suriadarma.
Selain itu, Nyoman Suriadarma juga berkesempatan menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar.
Tak berhenti di Vihara Buddha Maitreya, Nyoman Suriadarma melanjutkan Kunker ke Vihara Guan Yin Chan Si yang terletak di SP1 Kabupaten Sorong, untuk mengikuti prosesi doa lokasi pembangunan vihara.
"Vihara juga memiliki sisi sosial, umat Buddha bisa bersinergi dengan masyarakat sekitar dan lintas agama untuk saling bantu pada bidang kemanusiaan," kata Nyoman Suriadarma.
Kunker di Sorong, diakhiri Nyoman Suriadarma dengan menyambangi Vihara Buddha Sasana yang berada di jalan Rambutan, Kelurahan Malagusa, Aimas Kabupaten Sorong, disambut Bhikkhu Jayaseno sekaligus pengurus Vihara Buddha Sasana.
Menelisik Kerukunan di Manokwari
Manokwari dikenal sebagai Kota Injil dan Kota buahnya Papua. Nyoman Suriadarma mengakui bahwa Manokwari menjadi kota yang rukun. Kehidupan masyarakatnya cukup toleran. Ini terlihat dari dari adanya bangunan rumah ibadah secara berdampingan, seperti Pura, Masjid, Gereja dan Vihara.
"Di Manokwari ini sangat nampak kerukunannya, terlihat adanya rumah ibadah Pura, Masjid, Gereja dan Vihara, dibangun secara berdampingan yang menjadi wujud nyata dari pelaksanaan toleransi dan kerharmonisan hidup beragama," kata Nyoman Suriadarma saat peletakan batu pertama Vihara Bodhi Prajna Paramita, di Satuan Pemukiman (SP) 3 Kecamatan Prafi
Bagi Nyoman Suriadarma, Vihara memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai tempat untuk membina keyakinan dan sosial kemasyarakatan. "Kita berharap, semoga pembangunan Vihara Bodhi Prajna cepat terwujud dengan kerja sama umat, masyarakat, donatur, dan pemerintah," harap Nyoman Suriadarma.
Gubernur Provinsi Papua Barat yang diwakili oleh Staff Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Muhamad Tawakal menyampaikan bahwa pembangunan Vihara Bodhi Prajna Paramita ini menjadi wujud nyata dari pelestarian Buddha Dhamma di Nusantara, khususnya di Manokwari, Papua Barat. Ini juga menjadi bagian implementasi program Kementerian Agama realisasi nilai-nilai moderasi beragama dan membangun kampung toleransi.
"Pemprov siap mendukung program Kementerian Agama dalam mewujudkan Papua yang lebih rukun," kata Muhamad Tawakal.
Yang tak kalah penting dan menjadi kesan mendalam adalah Kunker Nyoman Suriadarma ke Kabupaten Teluk Bintuni. Untuk sampai di Teluk Bintuni membutuhkan waktu perjalanan darat selama kurang lebih 7 jam dengan jarak tempuh 271 kilometer.
Nyoman Suriadarma di dampingi Kasubdit Kelembagaan pada Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Karsan, Kabid Agama Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, Ketua Umum SAGIN beserta anggota Sangha, Wasekjen 1 PP MBI, dan Pengurus DPD MBI Provinsi Papua Barat.
Perjalan darat ini berkesan dimana rombongan disuguhi pemandangan alam nan indah tanah Papua yang menakjubkan. Terlihat hamparan hutan dan beberapa kilometer terdapat medan yang cukup sulit dilewati untuk sampai Kabupaten Teluk Bintuni.
"Terimakasih kepada Gubernur Papua Barat, Bupati Teluk Bintuni yang telah memberikan perhatian kepada umat Buddha. Ini menjadi kekuatan bersama untuk mewujudkan cita-cita membangun Vihara," kata Nyoman Suriadarma.
Nyoman Suriadarma mengharapkan agar umat Buddha di Teluk Bintuni dapat menjaga kemunikasi yang baik dengan pemerintah dan juga masyarakat lainnya demi terciptanya kerukunan.
"Kerukunan itu sejatinya adalah modal utama bagi masyarakat dalam sebuah proses pembangunan," tambah Nyoman Suriadarma.
Gubernur Provinsi Papua Barat, Dominggus Mandacan menyampaikan bahwa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, Bhineka Tunggal Ika itulah Papua. Bintuni adalah Rumah Kebhinnekaan.
"Saya berharap semoga pendirian Vihara Buddha Vamsa ini menjadi teladan dan menjadi sarana ibadah umat Buddha. Membangun dengan hati, mewujudkan dengan kasih, semoga Papua senantiasa aman," tutup Dominggus Mandacan.