Jakarta (Bimas Buddha) ------------- Setelah Tim Kajian Dampak Cagar Budaya (KDCB) melakukan studi dan kajian di lapangan, Ditjen Bimas Buddha selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Kajian Strategi dan Teknis Pemasangan / Detail Enggineering Design (DED) untuk Pemasangan Chattra Candi Borobudur pada Selasa (4/6/2024).
FGD menghadirkan para pakar dan praktisi termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk membahas strategi dan teknis pemasangan Chattra Candi Borobudur sebagai tindak lanjut hasil Heritage Impact Assesment (HIA) / Kajian Dampak Cagar Budaya (KDCB) atas Chattra Candi Borobudur pada bulan Maret 2024 lalu.
Pakar Kontruksi Prof. Paulus Pramono Rahardjo menyampaikan dirinya diminta bantuan untuk masuk didalam tim teknis Detail Enggineering Design (DED). “Nah tim teknis ini memang mempersiapkan bagaimana chattra ini bisa ditempatkan di bagian atas dari Candi Borobudur,” jelasnya.
“Kami lebih kepada teknologi bagaimana chattra itu bisa dipasang dengan aman baik pada saat pelaksanaan maupun selama kedepannya berpuluh-puluh tahun atau beratus-ratus tahun kedepan,” sebutnya di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Jakarta.
Sementara Ir. Ilham Hatta, MT. APU, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kekuatan Struktur BRIN mengatakan bahwa tujuan kajian teknis pemasangan chattra yakni mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk merekonstruksi chattra, mengidentifikasi teknik pemasangan chattra yang efektif, dan mengkaji strategi pemeliharaan dan pelestarian chattra.
“Ada beberapa Tahapan Kajian Teknis yang harus dilakukan diantaranya teknis rekonstruksi chattra atau proses pemasangan chattra di Puncak Borobudur, meliputi karakteristik material atau bahan yang mau dipasang dan analisis tegangan berdasarkan gaya atau beban yang akan diterima oleh chattra saat terpasang,” jelasnya.
Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi berharap dengan rapat koordinasi ini, apa yang kita rencanakan terkait dengan studi teknis dan strategi pemasangan chattra segera dapat terlaksana dan perlu respon cepat. Karena pemasangan chattra menjadi salah satu bagian penting yang tidak terpisahkan dari kebijakan pemerintah, khususnya di lima DPSP.
Pada akhir diskusi Supriyadi menambahkan poin penting yang terangkum dalam rapat kali ini adalah:
1. Catatan dari UNESCO untuk hasil rapat di Menko PMK agar HIA/KDCB untuk disondingkan ke pihak yang berkepentingan;
2.Terkait dengan kegiatan pararel antara penyiapan dokumen formal dan Studi Teknis serta DED secepatnya untuk mendapat dukungan dari Dirjen Kebudayaan guna melakukan Rekonstruksi chattra;
3.Tim studi Teknis dan Tim Detail Enggineering Design (DED) dapat dirumuskan hari ini;
4.Terkait dengan rencana pelaksanaannya dapat dilaksanakan pada bulan juni.