Jakarta (Bimas Buddha) ---------- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo terus melakukan inovasi dan terobosan dalam melakukan pelayanan kepada umat Buddha, baik pelaksanaan kegiatan keagamaan, pendidikan maupun layanan teknis lainnya.
Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi menyampaikan “Dalam kurun waktu Pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dan atas arahan Bapak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ditjen Bimas Buddha selalu mengedepankan pelayanan kepada umat Buddha mulai dari penyediaan layanan rumah ibadah sehat, layanan distabilitas, pemahaman moderasi beragama, dan pemenuhan kitab suci bagi umat yang berkebutuhan khusus,” jelasnya.
“Dalam meningkatkan keyakinan melalui pembacaan kitab suci, pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas Buddha telah menyediakan beberapa kitab Suci Dhammapada Braille yang diberuntukan kepada umat yang berkebutuhan khusus, dan sudah dirasakan oleh umat Buddha,” sebut Supriyadi.
Dirjen menambahkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas telah diselenggarakan Dhammasekha sebagai Pendidikan Formal Keagamaan Buddha.
“Ditjen Bimas Buddha juga telah berhasil mendirikan puluhan Dhammasekha. Sampai dengan tahun ini, kata dia, ada 49 Dhammasekha yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa untuk Nava Dhammasekha 741, Mula Dhammasekha 75, dan Uttama Dhammasekha 32, dan hingga saat ini sudah dalam proses terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) sejumlah 20 Dhammasekha. Untuk Mula Dhammasekha masih dalam proses” jelas Supriyadi di Jakarta pada Jum’at (18/10/2024),
Guna menunjang peningkatan pembelajaran pendidikan keagamaan secara nasional dan mandiri, Ditjen Bimas Buddha juga menyediakan Learning Management System (LMS), sistem ini dapat membantu siswa dan Guru Pendidikan Agama Buddha dalam melakukan pengembangan Pendidikan dasar dan menengah.
Selanjutnya untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing serta mendukung transformasi kelembagaan, tahun ini telah terbit Keputusan Menteri Agama Nomor 452 tentang Ijin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda Menjadi Institut Nalanda. Terbitnya KMA ini menjadi awal bangkitnya Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB) di Indonesia untuk terus memacu diri begerak dan berkembang seiring tuntutan zaman.
Dalam upaya peningkatan penjaminan mutu PTKB melalui akreditasi, baik akreditasi BAN-PT, LAMDIK dan LAMPTKES, telah tercatat sebanyak 37 Prodi pada 12 PTKB, dengan rincian peringkat akreditasi A ada 3 prodi, peringkat akreditasi unggul ada 2 prodi dan selebihnya peringkat akreditasi Baik Sekali dan Baik.
Selain itu dalam rangka transformasi kelembagaan menuju perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri menjadi Institut terus bergulir dengan diterbitkannya PMA Nomor 13 Tahun 2024 tentang Perubahan PMA 81 Tahun 2022 tentang Pendirian, Perubahan dan Pembubaran Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri telah menjadi dorongan energi yang positif bagi PTKB, meskipun masih terdapat sedikit kendala untuk menuju Institut.
Mengalirnya salah satu dukungan dari pihak-pihak yang memiliki komitmen untuk memajukan dunia Pendidikan di daerah, juga sangat dirasakan oleh STABN Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah, yang mendapatkan hibah tanah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri seluas 83,776 M2 pada Tahun 2024 ini dan telah dilakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung layanan pendidikan yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2024 lalu dan berlanjut pada tahun 2025. Pembangunan Gedung juga akan di lakukan pada STABN Sriwijaya Tangerang Banten ditargetkan awal tahun 2025 sudah di mulai peletakan batu pertama.
Beberapa inovasi dan terobosan yang dilakukan Ditjen Bimas Buddha dalam upaya melakukan pelayanan kepada umat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.