Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Perjuangan Guru Agama Buddha Menempuh Jalan Berlumpur Demi Pendidikan Anak Negeri

Jumat, 26 September 2025
Kategori : Berita

Jakarta (Bimas Buddha) -------------- Fajar mulai menyingsing. Jam dinding di sudut ruangan menunjukkan pukul 05.00. Suara ayam berkokok bersahut-sahutan menandakan pagi telah tiba. Sebagian warga desa pun mulai bangun dan bersiap beraktivitas seperti biasa.

Di sebuah rumah sederhana di Desa Oren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, suasana pagi tampak hangat dengan kesibukan tiga anggota keluarga. Yayun, sang kepala keluarga, sudah berpakaian rapi sambil memanaskan mesin motor yang akan menemaninya berangkat kerja. Sementara itu, sang istri sibuk di dapur menyiapkan bekal makanan yang akan di bawa ke sekolah.

Setelah semua perlengkapan berkendara seperti sepatu boot, jas hujan, dan kebutuhan lainnya siap, Yayun bergegas menuju sekolah. Dengan penuh semangat, ia menempuh perjalanan sekitar 15 kilometer. Semua persiapan harus benar-benar diperhatikan, baik kondisi fisik, kendaraan, maupun bahan bakar, karena di sepanjang rute belum terdapat SPBU. Terlebih, kondisi jalan yang sebagian besar belum beraspal dan masih berupa tanah kerap menyulitkan, apalagi saat hujan ketika jalan menjadi becek dan berlumpur.

Perjuangan menuju Sekolah Dasar Kecil (SDK) Hambata, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, memakan waktu lebih dari satu jam. Namun hal itu dijalani Yayun dengan penuh keikhlasan demi mengabdi untuk pendidikan anak negeri, para penerus bangsa.

Yayun menuturkan bahwa dirinya menjalani profesi sebagai Guru PPPK yang diangkat mulai bulan Juli tahun 2023 oleh pemerintah merupakan berkah dan karma baik bagi dirinya. Karena bisa secara langsung mendidik siswa yang beragama Buddha dan memiliki peran penting dalam melestarikan ajaran Buddha, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti, moralitas, serta kebijaksanaan kepada peserta didik.

“Kami berjuang mendidik siswa dengan penuh keikhlasan melalui Pendidikan Agama Buddha. Harapan kami, semua siswa di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Hambata dapat merasakan pendidikan yang sama seperti di kota,” ujarnya saat di hubungi melalui sambungan telepon pada Juma’at  (26/9/2025).

Saat ini, Yayun membina lima siswa-siswi, yang terdiri 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan beragama Buddha, terdiri atas tiga siswa kelas lima dan dua siswa kelas enam. Selain mengajar, ia juga membantu sekolah dengan melatih kesenian dan lagu.

Sementara itu, Kepala SDK Ambata, Akhmad Baihaqi, melalui sambungan telepone menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolahnya didukung oleh beberapa guru, antara lain guru kelas, guru pendidikan agama Buddha.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya Guru Pendidikan Agama Buddha di sekolah kami. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran sesuai dengan agamanya. Hal ini menjadi semangat bagi kami dalam memberikan pelayanan pendidikan, meski tantangan menuju sekolah tidaklah mudah,” ungkapnya.

Akhmad Baihaqi juga membenarkan bahwa dengan kondisi jalan yang begitu sulit di lewati ketika turun hujan, bahkan ketika sudah memasuki musim hujan maka para guru khususnya guru Agama Buddha sampai berjalan kaki demi memberikan pendidikan untuk siswa-siswi di Pedalaman di Dusun Ambata, Desa Uren.


Sumber
:
Tim Humas
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait