Magelang (Humas Buddha) --------------- Ribuan umat Buddha berbaris memadati areal Candi Mendut, di Jl. Mayor Kusen, Kota Mungkid, Magelang untuk mengikuti prosesi Prosesi Waisak, Senin (16/05).
Tepat Pukul 07.30 WIB prosesi Waisak di buka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta Panitia Penyelenggara.
Prosesi jalan kaki yang dikuti oleh Bhikkhu Sangha dan umat Buddha dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, ini merupakan agenda rutin Peringatan Waisak. Didalam prosesi terdapat api alam, air dharma, properti yang melambangkan roda dharma serta beberapa gunungan hasil bumi di arak menuju Candi Borobudur.
Tampak Bhikhhu Sangha berjalan dengan penuh kosentrasi diikuti oleh petugas dengan songsong atau payung panjang, sementara pemuda dan pemudi berpakaian adat nusantara tampil penuh pesona. Di barisan belakang umat yang tergabung dalam Majelis mengikuti prosesi sambil membawa bendera merah putih berbaris rapi.
Dalam mobil hias tampak Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Sri Hartati Murdaya, juga Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI) Philip K.Widjaja.
Suasana prosesi semakin meriah dengan iringan musik marching band dengan melantunkan lagu lagu nasional.
Antosias warga di sekitar Candi Mendut dan Candi Borobudur untuk melihat prosesi arak arakan sangat tinggi, ini terbukti banyak warga yang berjejer di tepi jalan untuk menunggu jalannya prosesi.
Mereka juga mengucapkan selamat hari raya waisak kepada para Bhikkhu dan peserta prosesi.
“Selamat Waisak Bhante, semoga bahagia dan sejahtera,” ucap salah satu warga.
Sesampai di Candi Borobudur Bhikhu Sangha beserta Umat Buddha melaksanaan Detik-Detik Waisak 2566 BE/2022 tepat pikuk 11.13 WIB.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dalam kesempatanya menyampaikan “Momentum Waisak ini menjadi kesempatan umat Buddha untuk meneladani ajaran Sang Buddha yang senantiasa cinta dan kasih,” jelasnya.
Keteladanan dari Sakyamuni Buddha dalam hal praktek Metta atau cinta kasih universal dapat kita aktualisasikan dalam kehidupan agar terwujud kehidupan beragama yang lebih moderat dalam bingkai NKRI.
Wamen berharap umat Buddha untuk menghormati dan merenungkan segala sifat luhur dari Triratna yaitu Buddha, Dharma dan Sangha.
Rangkaian acara peringatan Waisak dilanjutkan dengan Dharmasanti bertempat di Plataran Candi Borobudur.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi Umat Buddha dalam melaksanakan Peringatan Waisak 2566 BE/2022, sukses dan semarak dengan melibatkan dua organisasi Buddha terbesar di Indonesia, yakni Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI).
“Kedepan Walubi dan Permabudhi dapat terus seiring sejalan dan mari kita menguatkan komitmen kita untuk mengedepankan kebikjaksanaan dalam pelayanan kepada umat,” tambahnya.
Lebih lanjut Menag menyampaikan terima kasih kepada umat Buddha atas komitmennya melaksanakan peringatan waisak dengan menjaga protokol kesehatan. “Saya yakin, kalau tidak dibatasi banyak umat Buddha yang dating, dan kali ini yang dating hanya sebagian kecil,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno “Kegiatan hari ini menjadi momentum ekonomi nasional dengan membuka peluang usaha menciptakan lapangan kerja memberikan pemberdayaan kepada UMKM terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tuturnya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutannya menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan serta menjaga kedamaian.
“Sudah ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu, spirit hidup damai dalam keberagaman telah menjadi ciri khas leluhur bangsa Indonesia, mereka meninggalkan warisan bernama Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Ganjar juga mengutip pesan Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
“Bahwa cinta kasih dan kepedulian sosial adalah perekat keutuhan bangsa dan wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Ganjar.
Rangkaian peringatan Dharmasanti Waisak diakhiri dengan pelepasan lampion oleh tamu undangan.