Magelang (Bimas Buddha) --------- Hadiri Konggres Borobudur 2, Kompensasi Opini, dengan tema "Menelisik Nilai Spiritual Borobudur melalui Keberagaman Budaya dan Kearifan Lokal". Dirjen Bimas Buddha Supriyadi sampaikan bahwa Bimas Buddha fasilitasi Virtual Tour Borobudur, acara bertempat di Museum Cagar Budaya Borobudur, pada Rabu (14/08/2024).
"Saya sangat mendukung kegiatan teman-teman dari Rawat Ruwat Borobudur ini. Kebetulan apa yang kami lakukan dalam rangka memberikan makna terhadap Candi Borobudur dalam rangka kebijakan pemerintah terkait dengan agama Buddha adalah pendekatan spiritualitas dan kebudayaan,” jelas Dirjen
Artinya lanjut Supriyadi bahwa siapapun yang datang ke Borobudur tentu bukan sekedar hanya ingin memegang, ingin menginjak ingin melakukan sebuah hal yang sifatnya ada fisik.
“Saya berpikir bahwa jika kemudian edukasi terhadap orang yang datang ke Candi Borobudur dapat dilakukan melalui suatu proses komunikasi proses pendidikan yang benar yang baik, maka pada saat setiap orang datang ke Borobudur pulang mendapatkan sebuah makna dari sebuah hal yang dilihat yang dirasakan dalam bentuk spirit bagi kemajuan dirinya,” lanjutnya.
Menurutnya banyak orang yang ingin naik candi karena ingin melihat pemandangan yang indah, kemudian ada opini "kenapa saya tidak boleh naik, kenapa kok dibatasi dan sebagainya” semua itu hanya dorongan nafsu setiap orang yang mendapatkan apa yang diharapkan, tapi kalau kemudian edukasinya kita lakukan dengan baik dan benar, maka setiap apa yang dilihat dapat di maknai.
"Kalau kemudian di edukasi ini dilakukan dengan benar dan baik, saya pikir akan mengurangi nafsu naik untuk naik ke candi, nafsu untuk anda melakukan atau pemenuhan akan menikmaniti keindahan candi secara langsung. Maka memaknai dan memberikan sebuah edukasi atas kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan lainnya akan dapat diterima Masyarakat,” terang Supriyadi.
Dalam kesempatannya Dirjen menyampaikan bahwa Bimas Buddha menyediakan sebuah aplikasi yang ada fitur 360 Candi Borobudur. “Dengan menggunakan alat bantu ocolus maka kita dapat menikmati pengalaman naik ke struktur Candi Borobudur di tempat yang nyaman tanpa harus naik ke struktur Candi. Cukup di tempat yang nyaman itu kita bisa merasakan daya tarik candi. Diharapkan kita tumbuh rasa memiliki, rasa menghargai,” ujarnya.
Supriyadi berharap kita siapkan dengan baik sehingga dapat tersampaikan kepada masyarakat sehingga apa yang diharapkan yang diinginkan menjadi inspirasi.