Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Nyoman Suriadarma membuka Kegiatan Penyusunan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Keagamaan Buddha (Standarisasi Pendidikan Kepanditaan dan Pabbaja Samanera/Buddha Siswa), Tangerang, Banten (12/8). Menurut Nyoman Standar tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan kontruksi riil.
"Untuk membuat SNP harus sesuai dengan kontruksi riil yang dibutuhkan dan jangan mempersulit. Karena ini akan dijadikan sebagai acuan ke depan," ungkap Nyoman.
Selain itu, menurut Nyoman SNP Kepanditaan, Pabbaja Samanera/Buddha Siswa lebih ditekankan pada ranah majelis dan Sangha. Karenanya dikembalikan kepada Organisasi.
"Bapak, Ibu, Bhikkhu Sangha yang hadir di sini untuk merumuskan SNP Kepanditaan, Pabbaja Samanera/ Buddha Siswa. Kalau berbicara secara umum, Regulasi SNP sudah ada 8 standar. Namun, karena menyangkut ranah ini maka sepenuhnya dikembalikan kepada organisasi," tambahnya.
Kegiatan dilaksanakan 3 hari dan diikuti oleh 50 peserta. Terdiri dari penulis, penelaah buku keagamaan Buddha, penyelenggara pendidikan, dosen, guru pendidikan agama Buddha, praktisi dan pakar Pendidikan.
Hadir beberapa nara sumber, Dirjen Bimas Buddha, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti, Praktisi Pendidikan Umum dan Buddha