Dalam upaya melestarikan budaya kearifan lokal, warga Krecek, Getas-Kaloran-Temanggung menyelenggarakan tradisi Nyadran, Jumat, (11/02).
Nyadran merupakan tradisi suatu wilayah dalam melestarikan budaya yang sudah turun temurun dari leluhur (melakukan penghormatan kepada luluhur).
Kepala Dusun Krecek Sukuyo menjelaskan bahwa Nyadran ini sudah turun temurun dilakukan dari nenek moyang dahulu.
"Ya kalau namanya nyadran sudah sejak dulu ada. Dan laksanakan tiap tahun bulan rajab (penanggalan jawa),”jelasnya
Sukuyo menambahkan Nyadran ini untuk melakukan penghormatan kepada leluhur dengan rasa syukur dan berdoa semoga masyarakat anak cucu kita selalu mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan.
Dalam melakukan prosesi nyadran warga membawa makanan ke area makam/lapangan, dengan mikul tumpeng dan tenong (dari bahan bambu) yang tergabung dalam satu wadah didalamnya ada ingkung (ayam kampung) lauk pauk, buah serta makanan pendukung lainnya.
Semua warga mengikuti acara nyadran, berdoa dan makan bersama untuk mewujudkan rasa kebersamaan, kekompakan.
Kepala Desa Getas Dwiyanto mengungkapkan kegiatan Nyadran dilakukan secara spontan tanpa ada perintah dan dilaksanakan sesuai hitungan pasaran jawa.
Sementara Penggerak Pemuda Dusun Krecek Ngasiran menuturkan bahwa Nyadran ini mengundang banyak nilai kehidupan yakni kerukunan dan kebersamaan.
“Mulai tahun 2019 kita mengadakan Nyadran Perdamaian dimana semua tamu yang datang ke Krecek, berbaur dengan masyarakat setempat. Selain mengikuti Nyadran semua tamu juga dapat mengikuti pertunjukan seni, karawitan, meditasi, bermain tradisiomal dan diskusi untuk kebersamaan dan persatuan, "tambah Ngasiran.