Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Menag: Persatuan adalah Membiasakan Hidup di Tengah Perbedaan Tanpa Saling Mengusik

Senin, 12 Mei 2025
Kategori : Berita

Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar menghadiri acara Peringatan Tri Suci Waisak 2569 TB/2025 di Wihara Ekayana Arama-Indonesia Buddhist Centre pada Senin (12/5/2025).

Menag menilai bahwa banyaknya umat yang hadir pada kesempatan tersebut merupakan pertanda ada kebangkitan kesadaran religius bangsa Indonesia. Baginya selaku Menteri Agama, targetnya yakni bagaimana umat beragama semakin bersahabat dan semakin menyatu dengan ajaran agama.

“Bagi saya pribadi selaku Menteri Agama, target kami, tantangan kami, bagaimana umat beragama itu semakin bersahabat dan semakin menyatu dengan ajaran agamanya,” ungkap Menag.

Selain itu, kriteria keberhasilan Kemenag bukan saja memperoleh gelar WTP atau pujian-pujian lain. Kendati pada akhir-akhir ini dirinya memperoleh beberapa penghargaan dari media dan lembaga survei dengan hasil terbaik, hal tersebut baginya hanya sebatas kulit luarnya saja dan belum menunjukkan keberhasilan dalam bekerja.

“Bagi saya pribadi, selama umat masih berjarak dengan ajaran agamanya, maka itu PR buat Kementerian Agama. Tapi kalua umat sudah menyatu dengan ajaran agamanya, maka baru kami bisa lega sebagai Menteri Agama,” sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, Menag mengajak umat Buddha dan umat beragama pada umumnya untuk mengimbangi konsentrasi dengan kontemplasi. Ia menyebut bahwa Indonesia butuh konsentrasi dan kontemplasi.

Melalui konsentrasi dan kontemplasi itulah nantinya akan melahirkan manusia paripurna. Konsentrasi harus berbanding lurus dengan kontemplasi, dan menurutnya dalam hal tersebut letak kontribusi agama Buddha.

Tak hanya itu, Menag juga menekankan kepada umat beragama bahwa kita ini adalah satu, tidak ada perbedaan. Agama jika didalami maka akan lebih mudah ditemukan kesamaan ketimbang perbedaan di antaranya. Disampaikannya juga, bahwa saat ini Kemenag tengah memperkenalkan kurikulum cinta karena semua agama pada hakikatnya mengajarkan cinta.

Kurikulum cinta mengajarkan tidak hanya mencintai manusia, namun bagaimana manusia mencintai seluruh alam semesta.

Melalui momen peringatan Waisak, Menag mengajak untuk tidak mempersoalkan perbedaan yang ada di tengah kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, persatuan Indonesia adalah bagaimana manusia hidup membiasakan di tengah perbedaan tanpa pernah mengusik satu sama lain.

Menutup sambutannya, Menag mengajak setiap umat untuk mengambil nilai positif dari diadakannya acara peringatan Waisak, yakni membersihkan dan mensucikan pikiran serta batin.


Sumber
:
Tim Humas
Penulis
:
A Wardiyanto
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait