Pelaksana Tugas Dirjen Bimas Buddha Nyoman Suriadarma buka Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Manajemen Lembaga Keagamaan Buddha Tingkat Pusat, Jakarta (14/08).
Menurut Nyoman kegiatan FGD untuk membangun komitmen bersama dalam memajukan umat Buddha di Indonesia.
Dalam kegiatan FGD Penguatan Manajemen Lembaga Keagamaan juga membahas terkait Kelenteng.
Lebih lanjut Plt. Dirjen menyampaikan kelenteng di Indonesia sangat banyak namun belum semuanya tersentuh pembinaan.
Kepada peserta FGD Nyoman mengajak persoalan penyebutan kelenteng di buku ajar pada beberapa waktu yang lalu, agar hal tersebut perlu menjadi perhatian supaya tidak menjadi polemik.
“Terkait adanya klaim sepihak yang terjadi di daerah Plt. berharap forum diskusi agar membangun jaring pengaman/kriteria kelenteng yang dalam hal ini masuk dalam binaan Ditjen Bimas Buddha,” jelasnya.
“Adanya fenomena kelenteng banyak dalam pengelolaan pribadi bukan yayasan hal tersebut perlu diperhatikan bahwa secara administrasi dan tertib hukum kelenteng harus dikelola oleh yayasan,” himbau Plt. Dirjen.
Nyoman mengajak untuk membangun argument dan dijadikan pedoman “Mari kita bangun argumentasi dan kita jadikan blueprint kedepan untuk pedoman atau penguat,” ajaknya.
Masing-masing majelis kata Plt. Dirjen harus fokus membangun komunitas, tingkatkan kualitas pembinaan agar berkesinambungan.
Ketua Panitia FGD Karsan dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Keagamaan Buddha (Musrenbang) Tingkat Nasional pada bulan Maret lalu.
Hadir dalam FGD Diretur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Supriyadi, Ketua PTITD Komda Jateng David Herman Jaya, serta tamu undangan.
Focus Group Discussion (FGD) diikuti oleh perwakilan organisasi dan majelis yakni Majelis Tridharma Indonesia, Pemuda Tridharma Indonesia, Majelis Tao Dharma, Wagabutri, PP Tridharma Nusantara, Matrisia, dan KCBI.