Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Ditjen Bimas Buddha selenggarakan Gerakan Peningkatan Gizi Mengatasi Stunting

Minggu, 03 Desember 2023
Kategori : Berita

Jakarta (Bimas Buddha) ----------- Dalam upaya meningkatkan pemahaman terkait stunting dan upaya mengatasinya Ditjen Bimas Buddha selenggarakan Gerakan Peningkatan Gizi Bagi Siswa Dhammasekha.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi mengatakan pemerintah sangat memberi perhatian atas kondisi anak-anak yang cukup tinggi atas persoalan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Sementara pemerintah punya jangkauan yang sangat tinggi dimana tahun 2045, genap 100 tahun negara kita telah mencanangkan generasi emas atau tahun keemasan yang tentu perlu dipersiapkan para generasi kedepan kita, generasi yang unggul, generasi yang produktif dan generasi yang mandiri.

“Karena itulah maka persoalan yang dihadapi berkaitan degan ketersediaan sumber daya manusia yang baik salah satunya adalah ada persoalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang kemudian sekarang kita kenal dengan persoalan yang namanya stunting,” jelasnya pada Minggu (03/12/2023).

Dirjen menambahkan untuk proses penanganan stunting ini, cukup banyak program yang dijalankan karenanya bagi setiap orang tua dan guru wajib untuk memahami dengan baik dan juga menjadi tugas dan kewajiban pemerintah khususnya kementerian/Lembaga juga untuk terus menyuarakan dan mempromosikan akan bagaimana penanganan stunting itu sendiri.

Menurutnya penanganan stunting pada lingkup keluarga tentu mulai dengan persiapan-persiapan yang wajib diikuti oleh para calon pengantin atau calon orang-orang berkeluarga, akan memahami bahwa untuk membangun keluarga perlu adanya kesiapan mental dan fisik yang baik. Kesiapan mental diukur dari usia atau kematangan. Kesiapan fisik diukur dari Kesehatan diri dari setiap calon pengantin.

Sehingga lanjut Dirjen pemerintah juga memberikan arahan agar setiap calon pengantin sebelum melakukan praktik perkawinan atau proses pernikahannya wajib untuk memeriksakan diri di puskesmas atau di tempat pemeriksaan kesehatan.

“Pada proses kehamilan juga sama diharapkan juga mendapatkan asupan gizi yang baik dan terus memenuhi Kesehatan agar janin yang dikandungnya nanti itu tumbuh berkembang dengan sebaik-baiknya,” ajak Supriyadi.

Lebih lanjut kata Dirjen setelah lahir wajib untuk mendapatkan sebuah bimbingan dan perawatan yang benar dan baik yang kemudian kita kenal dengan namanya 1000 hari kehidupan pertama yang paling pokok dan pertama adalah memberikan ASI.

Supriyadi menyebut pelaksanaan kegiatan ini memberikan topik atas proses penaganan stunting itu di lingkup satuan pendidikan yang hari ini mengundang para guru, orang tua dan siswa navadhammasekha yang notabene masih memerlukan perhatian, khususnya dalam hal asupan gizi dan asupan pangan.

“Mudah-mudahan pertemuan hari ini dapat menjadi bagian dari peran serta pemerintah khususnya ditjen bimas buddha untuk turut menjawab dan turut menyelesaikan persoalan stunting ini sehingga nanti akan tumbuh berkembang dengan baik,” harap Dirjen.

Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan tumbuh kembang asupan gizi tidak kuat, infeksi berulang dan kurang stimulasi psikososial.

“Stunting adalah masalah gizi kronis yang ditandai dengan kegagalan seorang anak untuk tumbuh dan berkembang optimal sehingga anak terlalu pendek untuk usianya” jelasnya.

Jelsi Natalia menambahkan untuk dampak stunting di Indonesia ada dua yakni berdampak pada kesehatan dan ekonomi. Untuk dampak kesehatan yakni gagal tumbuh diantaranya berat lahir rendah, kecil pendek dan kurus, hambatan perkembangan pada koknitif dan motorik  serta gangguan metabolik pada saat dewasa, sedangkan dampak ekononi yaitu potensi kerugian ekonomi setiap tahunnya.  

Adapun cara pencegahan stunting menurut Jelsi Natalia yakni dengan melakukan memberikan tablet tambah darah dan makanan tambahan pada ibu hamil, pemenuhan gizi dan imunisasi, vitamin, pemberian ASI sampai dengan usia 6 bulan, berperilaku hidup sehat serta pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan sampai 2 tahun.

Pelaksanaan kegiatan Gerakan Peningkatan Gizi Bagi Siswa Dhammasekha selama satu hari melibatkan siswa Dhammaseka pada wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait