Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Hadiri Doa Bersama Menag: Indonesia Milik Semua Agama

Jumat, 29 September 2023
Kategori : Berita

Solo (Ditjen Bimas Buddha) -------------- Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas hadiri Doa Bersama untuk Bangsa yang diselenggarakan Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma lndonesia (MNSBDI).

Menag mengatakan bahwa Indonesia milik semua agama, “Indonesia bukan hanya satu kelompok saja, Indonesia bukan punya satu agama saja, tapi juga punya umat Buddha, milik semua Agama,” jelas Menag pada Jumat (29/09/23).

Oleh karena Indonesia milik semua agama, lanjut Menag, umat Buddha tak perlu ragu atau takut mengakui kalau Indonesia juga milik umat Buddha.

“Kalau di Agama Buddha kita kenal ada Jenderal Gatot Subroto, yang ikut memperjuangkan negeri ini. Artinya kontribusi umat Buddha tidak perlu lagi dipertanyakan kepada negeri ini,” tegasnya.

Menurutnya semua umat beragama mempunyai saham, sehingga wajar kita meminta devidennya. Devidennya beragam, salah satunya diberikannya kebebasan dalam memeluk kepercayaannya masing-masing.

Menag mengajak umat Buddha untuk melawan siapapun yang ingin mengganggu keragaman Indonesia, dengan menafikan kontribusi umat beragama yang ada di Indonesia. Mereka yang seperti itu ingin merusak Indonesia. Siapapun yang ingin merusak Indonesia, harus dilawan bersama.

Dalam kesempatnnya menag kembali mengajak umat beragama untuk menyambut tahun politik secara damai. Karena menurutnya, pemilihan umum hanya merupakan mekanisme memilih pemimpin negeri ini. Karenya, penting untuk menghindari hal-hal yang bisa memecah belah.

“Saya berharap sebagai umat beragama, kita semua berperan sebagai aktor yang menjaga kedamaian dalam pelaksanaan pemilu tahun depan. Jangan malah menjadi bagian yang salah; menganggap pemilu ini medan peperangan, yang mengorbankan hidup dan mati, sehingga saling memusuhi, itu tidak boleh,” harapnya.

Menag juga berpesan untuk memilih pemimpin yang mempunyai rekam jejak yang baik dalam menjaga kerukunan, terutama kerukunan umat beragama. Karena menurutnya, Indonesia mempunyai pengalaman buruk terkait hal tersebut.

“Kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin yang tepat, agar agama dan keyakinan yang kita pegang erat ini bisa tetap terjaga, dan terjamin keberlangsungannya, bisa tetap melakukan ibadah tanpa ada gangguan apapun,” ucap Menag.

Menutup sambutannya Menag berharap dalam memilih pemimpin benar-benar melihat rekam jejaknya. “Harus dilihat dulu track recordnya. Jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak miliki perhatian kepada kita semua,” pungkasnya.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait