Jakarta (Bimas Buddha) --------- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha bekerjasama dengan Panitia Ruwat Rawat Borobudur dan Tim Riset atau Panitia Kongres Borobudur melakukan Seminar Nilai Spiritualitas Borobudur.
Dirjen Bimas Buddha menggarisbawahi apa yang di sampaikan Sucoro Ketua Panitia Ruwat Rawat Borobudur.
“Kami dari Kementerian Agama memiliki sebuah kepentingan manakala apa yang menjadi tema besar ruwat rawat Borobudur itu adalah mengggali nilai spiritualitas Candi Borobudur yang nantinya akan bisa dimanfaatkan dan dijadikan sebagai pedoman bagi kita sekalian dalam rangka memanfaatkan candi Borobudur sendiri,” ungkap Supriyadi saat buka seminar pada Jumat (1/09/2023).
Supriyadi menambahkan seiring dengan perkembangan yang ada pemerintah telah menetapkan Candi Borobudur sebagai bagian lima DPSP dan perlu ada pendekatan pendekatan yang bisa kita pertemukan bersama sama.
“Karenanya kami dari Bimas Buddha khususnya setelah dapat arahan bapak Menteri Agama dimana beliau mengharapkan dan menghendaki Candi Borobudur dapat juga dimanfaatkan sebagai pusat kunjungan wisata religi agama Buddha Indonesia dan dunia,” sebut Supriyadi.
Menurutnya bahwa Candi Borobudur sebagai warisan dunia dan itu sudah di lindungi lewat Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010 dimana kita memahami bahwa dari kontek warisan dunia itu ada beberapa bagian-bagian yang memang dapat di sinergikan tidak kemudian dipilah pilah sehingga menimbulkan kepentingan yang berbeda beda.
“Tentu kita perlu suatu pendekatan dimana memaknai candi tidak hanya secara artefak fisik semata tapi bagaimana nilai Candi Borobudur itu saat dibangun adalah sebagai sebuah biara untuk mendapatkan kebijaksanaan,” lanjutnya.
Supriyadi berharap dengan pemaknaan candi tidak hanya dari sisi fisik semata, nanti akan diketemukan konsepsi spiritualitas seperti apa yang nanti dari sisi agama dan juga nanti ada nilai yang dibangun secara bersama sama yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Maka lanjut Dirjen kita bisa mempertemukan antara kepentingan kelestarian kepentingan kemanfatan dan kepentingan pengembangan sehingga seluruh steakholder yang terlibat didalamnya akan dapat dipersatukan dalam salah satu konsepsi yang utuh.
Sementara Ketua Panitia Ruwat Rawat Borobudur Sucoro menyampaikan Candi Borobudur merupakan pusaka yang mampu memberikan roh spiritual antara manusia dan tuhan melalui alam. .
“Ketika melihat Borobudur ada dua sisi yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Satu sisi Borobudur ini bangunan fisik tentunya bisa kita sebut sebagai cagar budaya. Dan sisi yang lain lagi adalah monumen, yang mampu memajukan menghubungkan energi positif manusia, alam dan tuhan,” jelas Sucoro.