Tanjungpinang (Bimas Buddha) ----------- Pengurus Pusat Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) gelar Persamuan Agung X dengan tema “Membangun Moral, Membangkitkan Integritas, Pandita dalam Menjalankan Moderasi Beragama,” di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 17 s.d 19 Agustus 2023.
Kegiatan diikuti oleh sekitar 154 peserta yaitu utusan dari Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, dan Pengurus Cabang Magabudhi. Secara resmi Persamuan Agung X Magabudhi dibuka oleh Dirjen Bimas Buddha Supriyadi pada Kamis (17/08/2023).
Dirjen Bimas Buddha Supriyadi dalam arahannya menyampaikan bahwa melalui forum tersebut dirinya memberikan penekanan terhadap beberapa hal atas keberadaan Magabudhi sebagai wadah lembaga keamagaan Buddha di Indonesia yang selama ini telah memberikan peran serta bagi perkembangan Buddha Dhamma di tanah air.
“Pertama, saya berharap Magabudhi harus bekerja keras untuk terus menjaga kerja sama dan mengelola perbedaan pendapat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama,” terang Dirjen.
Supriyadi juga mendorong Magabudhi untuk mampu mengembangkan diklat efektif guna memastikan bahwa para pandita mempunyai pengetahuan memadai tentang Buddha Dhamma dan kepanditaan yang diperlukan dalam pelayanan umat sehingga menjadi pandita berkualitas.
Lebih lanjut Dirjen mengatakan bahwa sebagai pandita juga harus peduli dan punya welas asih dalam menjalankan tugas menyampaikan pesan kepada umat agar dapat dipahami.
Oleh karenanya, dirinya berharap diklat pada waktu berikutnya harus bisa memberikan pemahaman atau penguatan tentang bagaimana berkomunikasi.
Menurutnya, jika para pandita sudah dapat menyampaikan dengan baik maka tentu yang tidak kalah penting yaitu agar bisa membangkitkan semangat dari para umat untuk melaksanakan pesan Dhamma yang telah disampaikan berupa knowldge.
Melalui cara tersebut lanjut Supriyadi maka umat dapat menunaikan pesan-pesan bijak dalam kitab suci yang tidak hanya dihafal secara teks.
“Saya berfikir bahwa jika para pandita nanti dapat menerapkan ini maka umat Buddha akan dapat wujudkan moralitas, integritas, dan moderasi beragama,” tambah Supriyadi.
“Mudah-mudahan nanti di dalam rumusan atas pertemuan ini juga bisa mewujudkan materi diklat yang bisa memberikan pemahaman dan penguatan bagaimana cara berkomunikasi,” sambungnya.
Berharap agar dalam merumuskan program nanti kiranya dapat dihasilkan strategi yang baik dan tepat dalam hal merespon serta memberikan perhatian pada umat di berbagai wilayah.
Hadir acara pembukaan Sangha Pamokkha Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera yang sekaligus memberikan Dhammadesana, Sanghanayaka Bhikkhu Sri Subhapanno Mahathera beserta anggota STI.
Hadir pula Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum Sardison Gubernur Provinsi Kepuluan Riau, Ketua Umum Permabudhi Philip K. Widjaja, Ketua Permabudhi Provinsi Kepulauan Riau Hengky Suryawan, Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Kasubdit Pendidikan Dasar Menengah pada Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha I Nyoman Ariawan, Pembimbing Masyarakat Buddha pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Kodo Eko Prayogo, perwakilan Wandani, Patria, dan ketua/perwakilan majelis agama Buddha di Kepulauan Riau.