Jakarta (Bimas Buddha) -------- Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi umat Buddha, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mengadakan kegiatan Finalisasi Penyusunan Nota Kesepakatan tentang Pemanfaatan Kawasan Candi Muaro Jambi untuk Kepentingan Umat Buddha Indonesia dan Dunia.
Pertemuan ini merupakan yang keenam kalinya dan menunjukkan komitmen kuat dari semua pihak untuk mendukung kepentingan umat Buddha baik di dalam negeri maupun internasional.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Nyoman Suriadarma mengungkapkan pentingnya kerjasama ini dalam memaksimalkan potensi kawasan cagar budaya.
"Saya berharap, setelah pembahasan ini, kita bisa lebih mematangkan kerjasama ini agar semua pihak dapat mengoptimalkan potensi kawasan cagar budaya ini. Kita sudah melakukan banyak persiapan, termasuk dukungan dari masyarakat, pemerintah daerah, serta komunitas umat beragama," ungkap Nyoman di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (23/9/2024).
Nyoman juga menyoroti bahwa dari segi mobilitas dan geografis, Muaro Jambi memiliki aksesibilitas yang baik, sehingga mempermudah perjalanan dari Jakarta dengan transportasi yang efisien.
“Dari aspek mobilitas dan geografis, Muarojambi sangat mendukung. Kita bisa dengan mudah menjangkau lokasi ini dari Jakarta, cukup dengan menggunakan bus," tambahnya.
Dukungan masyarakat setempat, termasuk berbagai instansi pemerintah dan komunitas keagamaan, sangat positif dalam rencana kerjasama ini.
Dalam agenda tersebut, direncanakan beberapa kegiatan nasional dan internasional yang berhubungan dengan pendidikan, seperti Sippa Dhamma Samajja, yang diharapkan dapat memperkuat pendidikan dan jaringan antar perguruan tinggi.
"Jika semua proses berjalan baik, kita bisa mengadakan dua hingga tiga kegiatan besar di Muaro Jambi yang berfokus pada pendidikan dan pertemuan antar institusi,” sebut Nyoman.
Dirurpendik Agama Buddha mengingatkan, pentingnya kolaborasi dan pematangan rencana sebelum diajukan ke biro hukum masing-masing instansi agar jelas dan berjalan sesuai harapan.
"Kami berkomitmen untuk terus mengawal proses ini dan memastikan bahwa Muarojambi bisa menjadi tempat pelaksanaan ritual yang sakral dan berharga bagi umat Buddha," tutupnya.
Acara finalisasi ini diakhiri dengan diskusi terbuka, di mana peserta dapat memberikan masukan dan mengajukan pertanyaan mengenai isi Nota Kesepakatan. Penandatanganan Nota Kesepakatan direncanakan dilakukan dalam waktu dekat setelah semua pihak mencapai kesepakatan final.
Rapat secara daring dan luring selama dua hari yaitu tanggal 23 hingga 24 September 2024 yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Kemendikbudristek, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, SKPD Pemerintah Provinsi Jambi, dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.