Magelang (Bimas Buddha) ------------ Seorang anak kecil dengan kepala pelontos. Jubah cokelat yang menjadi pembalut tubuh membuatnya banyak menjadi pusat perhatian. Dengan cepat bergerak ke sana kemari, sesekali menyelip di tengah ribuan orang yang mayoritas berbaju putih.
Bocah energik yang terlihat di Taman Lumbini Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (5/7/2025) siang itu adalah Elbert. Kehadiran Elbert di Borobudur ini bukanlah untuk berwisata atau sebatas jalan-jalan, namun untuk mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2025. ITC adalah acara umat Buddha berskala internasional yang rutin digelar jelang Peringatan Ashada.
Tahun ini, ITC mencatatkan sejarah lantaran diikuti hingga 2.000 peserta. Tak hanya dari dalam negeri, beberapa umat dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Thailand, Myanmar, Singapura dan Malaysia juga banyak yang ikut acara pembacaan kitab suci selama tiga hari berturut-turut tersebut.
Namun meski tengah ribuan orang, sosok Ellbert tampak mudah dikenali. Ya karena Elbert adalah tercatat sebagai peserta dengan usia termuda. Bocah yang sehari-hari bersekolah di Sekolah Dasar Citra Bangsa School di Kota Tangerang ini lahir pada 2016. Usianya baru menginjak 8 tahun dan sebentar lagi duduk di bangku kelas 4.
Namun begitu, Elbert bukanlah peserta biasa. Saat ini, Elbert tengah menyandang status samanera atau biksu muda yang menjalani pelatihan sekitar tiga bulan. Atas status samanera ini pulalah, Elbert mendapat dispensasi dari panitia karena ada ketentuan panitia bahwa usia peserta minimal harus 10 tahun.
Keyakinan panitia tak meleset. Selama kegiatan, Elbert sama sekali tak menyiratkan bocah yang sangat kekanak-kanakan. Sosok bocah bernama lengkap Elbert Setiawan Ongdy ini justru tampak konsisten khusyuk membaca lembar demi lembar Tipitaka. Mulutnya tampak cukup lincah mengikuti bacaan kitab suci yang dipimpin oleh bhikku secara bergantian di panggung utama.
"Seru. Bagian paling senang kalau baca paritta karena kalau baca paritta (syair dari Tipitaka) ada nadanya seperti ada musiknya gitu," ujar
Elbert mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan spiritual yang berkelas internasional ini. Namun demikian, Elbert tak merasa canggung. Termasuk kala harus menyesuaikan volume suaranya dengan peserta yang lebih tua. Bahkan Elbert tak merasa lelah karena suasana pembacaan dibuat sedemikian rupa ringan dan asyik namun tetap bisa khusyuk.
"Tidak susah, tidak capai karena bacanya tetap bersama-sama," ucap anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Aura gembira tak bisa disembunyikan Elbert. Bahkan dia sudah berniat akan mengikuti kegiatan ITC lagi pada tahun-tahun mendatang. Bahkan dia berencana mengajak sejumlah temannya untuk bisa ikut acara spiritual yang digelar oleh Sangha Theravada Indonesia ini.
"Semoga banyak teman-teman saya yang tertarik. Jadi lebih ramai dan asyik. Ini bisa menambah keyakinan kita," kata Elbert penuh ceria.
Elbert berangkat ke Magelang bersama teman-temannya sesama samanera. Total ada 33 samanera yang bertolak dari Tangerang. Selain dari Tangerang, ITC 2025 juga diikuti sejumlah samanera dari Surabaya, Jakarta dan sejumlah kota-kota lain.
"Total ada 2.000 peserta pada tahun ini. Minat umat untuk ikut kegiatan ini sangat besar bahkan hanya dalam sekitar 10 menit pendaftaran online sudah habis. Kita ingin tetap menambah peserta ke depan, namun space di kompleks Borobudur hingga kini belum memungkinkan," terang Ketua Pelaksana ITC 2025 Tonny Coason.