Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Penyusunan RKA-K/L Pagu Alokasi Anggaran 2024 Sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat

Selasa, 17 Oktober 2023
Kategori : Berita

Jakarta (Bimas Buddha) ----------------- Kita tidak hanya diberikan kesempatan hanya sebatas menyalurkan, tetapi kita berkewajiban untuk memastikan bahwa apa yang kita kerjakan dan kita lakukan dapat tersampaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kita layani.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Supriyadi saat membuka kegiatan Penyusunan RKA-K/L Pagu Alokasi Anggaran 2024 secara hibrid, di Jakarta pada Senin (16/10/2023).

Kegiatan selama lima hari dari tanggal 16 s.d 19 Oktober 2023 diikuti oleh Pegawai pusat, Perwakilan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha Negeri, Pembimas Buddha, Kasi Bimas Buddha, Penyelenggara Buddha, dan operator perencana daerah.

Supriyadi menjelaskan dalam lima hari ini kita diberikan kesempatan untuk merumuskan dan menuangkan dalam bentuk dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan kepada bangsa dan negara khususnya kepada masyarakat Buddha di Indonesia.

“Kita tahu bahwa tahun 2024 adalah akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024, tentu kita akan punya tanggung jawab besar untuk menjawab dan memberikan eviden atas tugas yang diberikan kepada kita sekalian,” lanjut Dirjen. 

“Kita punya satu rambu-rambu atau panduan sebagaimana yang telah digariskan oleh Bapak Menteri Agama atas setidaknya kita melaksanakan 5 dari 7 kebijakan program prioritas Kementerian Agama. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya beliau selalu menegaskan dan menekankan agar apa yang kita kerjakan nanti betul-betul dapat sampai ke masyarakat dengan sebaik-baiknya," terang Supriyadi.

Menurutnya, kita tidak hanya diberikan kesempatan hanya sebatas menyalurkan, tetapi kita berkewajiban untuk memastikan bahwa apa yang kita kerjakan dan kita lakukan dapat tersampaikan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kita layani.

Supriyadi menegaskan bahwa kehadiran kita di sini bukan semata-mata karena kita diberikan biaya oleh negara, tapi kita memegang dan memikul tanggung jawab yang besar agar kita rumuskan nanti betul-betul dapat mencapai target dan sasaran yang telah digariskan.

“Karenanya dalam penyusunan anggaran 2024 ini, kita tidak terjebak dalam bentuk rutinitas. Kita semua tidak terjebak dalam terselesaikannya kegiatan yang kita lakukan (output), tetapi kita harus mulai memikirkan dan menjadikan target dampak itu menjadi lebih utama. Saya meminta dengan sangat kepada teman-teman di pusat untuk bisa merumuskan evaluasi dan monitoring itu bukan sekedar melihat sampai dan tidaknya, tetapi mengevaluasi atas dampak kegiatan yang telah kita lakukan,” harapnya.

Kepada peserta Dirjen mengajak agar dalam hal penyusunan anggaran 2024 ini, perlu untuk dipertimbangkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya rutin yang berkumpul di satu tempat agar tidak menjadi fokus utamanya. 

“Mari kita membuka cakrawala kita, tidak hanya terbelenggu ada di Indonesia dan mengulang atas apa yang pernah kita lakukan, tetapi mari kita buka frame kita bahwa frame itu diperluas cakrawalanya sehingga dampaknya akan lebih luas lagi,” pungkasnya.

Di akhir sambutan Dirjen kembali mengingatkan kepada peserta bahwa Ditjen Bimas Buddha masih terus menyuarakan tentang kebijakan Bapak Menteri Agama dalam mewujudkan Borobudur sebagai pusat ibadah agama Buddha dan dunia termasuk di dalamnya adalah tentang pemasangan Catra Borobudur yang wajib didukung dan didorong oleh semua elemen masyarakat yang ada.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait