Dalam melestarikan budaya melalui seni, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung gelar Kethoprak Moderasi Beragama.
Pagelaran kethoprak dalam rangka memperingati hari HAB ke-76 Kementeeian Agama sesuai dengan tema Transformasi Layanan Umat.
Pertunjukkan kethoprak dimainkan oleh pegawai PNS maupun Non PNS, dari Kepala Kankemenag, Kasubag TU, Guru dan Siswa MI, Guru RA, Guru Agama Buddha, Guru Agama Kristen, serta Penyuluh Agama Buddha, Penyuluh Agama Kristen, dan Penyuluh Agama Islam.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung Ahmad Muhdzir (berperan sebagai Bupati Djojonegoro), pagelaran kethoprak ini memberi pesan pentingnya melestarikan keberagaman.
“Rangkaian cerita ketoprak ini memberi pesan tentang pentingnya melestarikan keberagaman. Masyarakat kembali diingatkan melalui tradisi bahwa berbeda tidak mengharuskan perpecahan,” jelasnya.
Ahmad Muhdzir menambahkan gelaran ketoprak Moderasi Beragama ini berkisah tentang sejarah berdirinya Masjid Agung Darussalam. Dalam proses pendiriannya, dilakukan musyawarah yang melibatkan seluruh elemen agama,” tambahnya.
Penyuluh Agama Buddha Non PNS Suyadi Suryaputra (pemain kethoprak senior/sutradara) melalui sambungan telepon (Senin 14/02/2022) menuturkan bahwa keberadaan kethoprak di wilayah Kabupaten Temanggung terutama di Kecamatan Kaloran sudah ada sejak dulu.
“Lebih lanjut Suyadi menyampaikan pengalaman dirinya masuk ke dunia seni sejak kelas 3 SD dan mulai tahun 1973 sudah tergabung dalam paguyuban kethoprak. Sampai saat ini masih tetap melakukan pentas baik yang tergabung dalam group paguyuban seni seperti Seni Masyarakat (Semar), Wahyu Manunggal, dan Wahyu Bhumi Phala serta group kethoprak Kankemenag,” tuturnya.