Jakarta (Bimas Buddha) ------ Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menghadirkan Bahrul Hayat, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI periode 2006–2014, sebagai narasumber utama dalam kegiatan penyusunan Grand Design Pembangunan Umat Buddha Indonesia 2045. Kegiatan ini dimoderatori oleh Ponijan Liaw dan diikuti oleh seluruh peserta di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Dalam paparannya, Bahrul Hayat menyampaikan overview strategis pembangunan umat Buddha dengan pendekatan futuristik, berbasis data, dan berkesinambungan. Grand Design disusun agar tidak hanya memberikan layanan internal bagi umat Buddha, tetapi juga mendorong kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.
Bahrul Hayat memaparkan analisis kondisi umat Buddha yang mencakup demografi, kelembagaan keagamaan, pendidikan, hingga kerukunan sosial. Sejumlah isu strategis turut diidentifikasi, antara lain peningkatan kualitas keberagamaan, pemerataan akses pendidikan bermutu, penguatan kapasitas organisasi, pengamalan nilai Buddhis dalam kesejahteraan bangsa, hingga integrasi nilai Buddhis dalam isu lingkungan.
Visi Grand Design 2045 adalah terwujudnya masyarakat Buddha Indonesia yang beriman, berdaya, berkarakter, dan berkontribusi aktif bagi bangsa, dengan nilai dasar Metta, Karuna, Mudita, dan Upekkha. Tri-Misi yang dikedepankan mencakup:
1. Memperkuat kualitas keberagamaan umat Buddha,
2. Meningkatkan kualitas pendidikan,
3. Mewujudkan umat Buddha ramah lingkungan, harmonis sosial, dan berkontribusi bagi kesejahteraan nasional.
Program prioritas yang dirumuskan meliputi peningkatan kualitas umat, pendidikan agama dan keagamaan, pemberdayaan organisasi, penguatan moderasi beragama dan harmoni sosial, pengembangan Buddhis Berdaya untuk Bangsa, penguatan Green Buddhism, hingga penguatan tata kelola yang berbasis digital dan inovasi pelayanan.
Peta jalan pembangunan disusun dalam tiga tahapan, yakni Fase Pondasi (2025–2029), Fase Penguatan (2030–2039), dan Fase Akselerasi (2040–2045), yang diarahkan untuk membentuk umat Buddha Indonesia mandiri, inovatif, ramah lingkungan, serta berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Paparan Bahrul Hayat diharapkan menjadi inspirasi sekaligus pijakan awal dalam menyusun Grand Design Pembangunan Umat Buddha Indonesia 2045, yang tidak hanya bersifat teknokratik, tetapi juga mencerminkan nilai luhur Buddhis dan semangat pelayanan publik.
Kontributor: Metta dan Dhamma