Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, melepas ribuan peserta Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama di depan Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu pagi (3/11). Wamenag mengajak memahami persaudaraan dengan kesadaran.
" Semua ini untuk menumbuhkembangkan persaudaraan sebangsa dan setanah air. Untuk itu perlu kesadaran dan pemahaman yang mendalam akan arti kemajemukan yang ada di persada Nusantara,” ucap Wamenag terhadap kegiatan yang bertema "Rukun, Bersatu, Bergerak untuk Indonesia Maju".
Wamenag mengatakan menjaga kesehatan adalah menjaga jiwa. Bila terjaga maksimal dalam sumbangsih pembangunan.
"Menjaga kesehatan dan kebugaran merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menjaga jiwa kita. Hanya dengan kondisi tubuh yang kuat kita dapat menjalankan tugas dalam memberikan sumbangsih bagi pembagunan bangsa dan negara" kata Wamenag.
Hal serupa dikatakan Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia Suhadi Sendjaja. Ia mengatakan kerukunan sudah menjadi filosofi hidup bersama dan selayaknya dipelihara dan dirawat sebagai wujud nyata dari balas budi kepada negara dan agama.
"Kerukunan ini sudah menjadi filosofi hidupnkita. Buddha Nichiren mengajarjan kita untuk bisa balas budi kepada orangtua, negara dan agama melalui karya-karya nyata. Memelihara dan merawat kerukunan adalah salah satu wujud nyatanya. Kerukunan ini bukan barang jadi melainkan hasil daripada usaha dan modal dasar untuk pembangunan," ungkapnya.
Tampak hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dirjen Bimas Buddha beserta jajaranya, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Nifasri. Peserta yang mengikuti gerak jalan mulai dari remaja hingga dewasa dengan mengenakan kaos putih bertuliskan “Rukun, Bersatu, Bergerak untuk Indonesia Maju” sesuai tema yang diangkat.
Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama dengan digelar dalam rangka memperingati hari jadi ke-55 Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) dan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2019. Kegiatan ini melibatkan 5.000 umat Buddha NSI dan umat beragama lain.
Mereka yang hadir antara lain dari 200 Komunitas Papua di Jakarta, Perwakilan MUI, Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persekutuan Gereja-gerja di Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) serta Perwakilan Mahasiswa Buddhis dari berbagai universitas.
Gerak Jalan Kerukunan kian semarak dengan penampilan parade iringan kesenian daerah tradisional Indonesia dan kesenian kontemporer dari umat Buddha NSI. Dimulai dari Marching Band oleh Generasi Muda Buddhis NSI, parade pakaian daerah 34 Provinsi Indonesia, iringan alat musik tradisional Angklung Wanita Buddhis, hingga penari-penari tradisional dari umat Buddhis NSI.