Namanya Eko Supeno, dan akrab disapa Eko. Hingga pensiun, dia abdikan dirinya sebagai Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha Provinsi Jawa Barat.
Selama bertugas, Eko dikenal sebagai penggerak “Satu Menit Panas Dasi”. Artinya, satu menit pakai Namaskara (menghormat dengan cara bersujud) dan meditasi. Gerakan itulah yang dijadikan sebagai dasar untuk mengawali aktifitas agar berkonsentrasi.
“Saya mempunyai gerakan “satu menit panas dasi, satu menit panas dasi” artinya satu menit pakai namaskara dan meditasi. Minimal pagi-pagi, satu menit meditasi untuk mengawali beraktifitas supaya bisa konsentrasi dan terkondisi dengan baik,” tutur pria kelahiran Grobogan saat berbincang-bincang di kediamannya pada Desember 2018 lalu.
Perjalanan Eko untuk duduk di kursi pejabat bukanlah hal yang mudah. Karirnya sudah dirintis selama lebih dari 10 tahun dengan berbagai tantangan. Beliau harus mengunjungi daerah-daerah terpencil untuk melakukan pembinaan.
“Tekad awal di Jawa Barat, yang pertama mengunjungi daerah-daerah terpencil. Dari ujung timur sampai ujung barat. Bahkan ujung selatan sampai ujung utara wilayah Jawa Barat untuk melakukan pembinaan,” ungkapnya.
Dalam bincang-bincang, Eko selalu menerapkan budaya disiplin dalam bekerja. Disiplin dalam menjalankan tugas dan anggaran serta disiplin waktu. Datang dan pulang bekerja tepat pada waktunya.
“Saya sejak awal menjadi PNS jarang sekali telat. Pada intinya, dalam bekerja harus tepat waktu dan disiplin. Disiplin secara keseluruhan. Kalau orang tidak disiplin maka pada akhirnya ya korupsi,” ucapnya.
Kepemimpinannya membuahkan hasil kekompakan dan kerukunan antar umat Buddha se-Jawa Barat serta prestasi besar dalam memenangkan juara umum lomba Swayamvara Tipitaka Gatha Tingkat Nasional VII di Kalimantan Timur tahun 2012.
Selamat atas pensiun Bapak Eko Supeno. Semoga makin berkarya dalam masa pensiunnya.