Jakarta (Humas Buddha) ----------------- Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama sesi II, menghadirkan Alissa Wahid sebagai pembicara, Jum,at (05/08).
Kepada peserta Alissa Wahid memberikan pemahaman tentang pengertian rumusan moderasi beragama secara umum.
“Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap dan praktek beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut Alissa Wahid menjelaskan bahwa dalam menerapkan moderasi beragama harus kita pahami yakni, jadikan agama sebagai inspirasi bukan aspirasi.
Sebagai contoh ada berbagai persoalan atau konflik kehidupan beragama menurutnya hal tersebut terjadi karena beberapa sebab, yakni berkembangnya cara pandang, sikap, praktik beragama berlebihan yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, pemaksaan kehendak atas tafsir agama, dan pengaruh kepentingan ekonomi serta politik.
Menurutnya, adanya program prioritas moderasi beragama oleh Kementerian Agama ini menjadi solusi atas berbagai persoalan dalam kehidupan beragama.
Putri Gus Dur menegaskan, keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari empat indikator.
“Indikator tersebut yakni komitmen kebangsaaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan terhadap tradisi,” terangnya.
Di akhir acara Alissa Wahid berpesan agar kita semua menjadi garis depan untuk mewujudkan moderasi beragama.
“Kita semua adalah garis depan untuk bisa mewujudkan moderasi beragama, dimulai dari moderasi beragama di kalangan umat Buddha, kalau teman-teman Buddha bisa mendapatkan bimbingan dari Bapak Ibu sekalian, sehingga mereka tumbuh menjadi umat Buddha yang moderat maka itu pasti kontribusi yang sangat besar bagi Indonesia,” pungkasnya.