Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Wibowo Prasetyo: Mahasiswa Dituntut Untuk Kreatif, Inovatif, dan Memegang Teguh Toleransi

Rabu, 11 Oktober 2023
Kategori : Berita

Magelang (Bimas Buddha) ------------ Sebagai mahasiswa tentunya harus paham dan mengetahui bahwa sejarah Indonesia diteguhkan oleh para pemuda dimulai dari Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), Era Proklamasi Kemerdekaan dan Era Reformasi. Saat ini, Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan dominasi generasi milenial dan Gen Z usia produktif.

Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Bidang Publikasi, sekaligus Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor, Wibowo Prasetyo saat membuka acara kegiatan Pembinaan Karakter dan Moderasi Beragama bagi Mahasiswa Buddhis dan Lintas Agama, Magelang (10/10/2023).

Lebih lanjut Wibowo menegaskan bahwa pemuda masa kini merupakan pemuda masa depan. Sebagai pemuda masa depan Indonesia tentunya mahasiswa dituntut untuk bisa kreatif, inovatif, dan memegang teguh toleransi.

“Warga Generasi Z, sangat akrab dengan teknologi, peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, memiliki jiwa entrepreneurship, memiliki toleransi yang tinggi dan memiliki perhatian besar kepada keberagaman,“ ungkap Wibowo.

“Indonesia akan sangat menunggu calon-calon pemimpin yang tidak hanya memiliki kepekaan terhadap keberagamaan tetapi juga memiliki visi kedepan yakni memiliki pendidikan yang cukup. Pendidikan adalah paspor masa depan, pendidikan adalah jalan untuk menuju masa depan, oleh karena itu mahasiswa harus berkegiatan untuk menumbuhkan sikap toleran, menciptakan networking/jaringan, dan berkolaborasi untuk meraih kesuksesan,” lanjutnya.

Menurutnya, untuk menyikapi dunia yang serba digital, kita harus memiliki literasi digital yang cukup dalam bermedia sosial. Selain itu kita harus bisa menilai berita/informasi dengan mengetahui empat jenis berita palsu yakni misinformasi, disinformasi, malinformasi dan kekacauan informasi.

“Generasi muda harus menjadi pelopor gerakan ramah bermedia sosial. Hindari pola pikir hanya membaca karena ingin dan mempercayai sesuatu dan hanya karena keyakinannya saja, seperti halnya kekeliruan dalam memahami arti dari moderasi beragama,” tandasnya.

Sementara itu, ketua panitia penyelenggara Sayit, melaporkan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas mahasiswa yang Modern (Moderat, Edukatif, Responsif dan Nasionalis) serta menumbuhkan rasa peduli terhadap perkembangan agamanya yang toleran dan moderat melalui program moderasi beragama.

Kegiatan yang diselenggarakan mulai tanggal 10 s.d. 13 Oktober 2023 ini, diikuti oleh 170 mahasiswa, antara lain mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB) se-Indonesia, mahasiswa Buddhis pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) perwakilan dari provinsi se-Indonesia, dan mahasiswa lintas agama (Islam, Kristen, Katolik dan Hindu) yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan dan Perguruan Tinggi Umum, baik Negeri maupun Swasta dari wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Kegiatan ini di awali dengan talk show moderasi beragama bagi mahasiswa lintas iman. Materi lain yang akan disampaikan para narasumber meliputi penguatan pendidikan karakter, penguatan literasi beragama, personal branding, gamifikasi, dan diakhiri dengan kegiatan wisata religi (dharmayatra-pradaksina) di Candi Mendut, Pawon dan Borobudur.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait