Jakarta (Humas Buddha) ………. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi mengatakan perlunya menerjemahkan diksi moderasi beragama dalam kehidupan kampus.
Hal itu disampaikan Dirjen saat kunjungi Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda, di Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur, Senin (10/10).
"Diksi bermoderasi yang dilekatkan oleh kampus Nalanda menjadi Kampus Moderasi Beragama hendaknya bukan hanya menjadi sebuah ucapan, tetapi apa yang tadi disampaikan ketua, senat akan terwujudkan. Kampus yang didirikan tahun 1984 ini merupakan Perguruan Tinggi Pertama sekaligus juga yang meluluskan Sarjana Agama Buddha hasil Ujian Negara pertama sejumlah 12 orang mahasiswa itu,” jelas Supriyadi.
Kepada jajaran pimpinan, dosen, karyawan STAB Nalanda, Supriyadi mengatakan kedatanganya ingin menyapa dengan teman-teman warga Kampus STAB Nalanda Jakarta.
"Yang mendasari saya hadir disini, saya ingin menggugah seluruh jajaran STAB Nalanda untuk meningkatkan status, mentransformasikan diri lebih tinggi dari Sekolah Tinggi,” ungkap Dirjen.
Pentingnya segera mentransformasikan diri menuju jenjang yang lebih tinggi. Berdiri sejak tahun 1984 masih sewaktu itu dalam bentuk Akademi dan menjadi Sekolah Tinggi sampai sekarang, lanjutnya.
Menurutnya PMA Nomor 15 Tahun 2022 inilah menjadi pintu masuk mengimplementasikan diksi Moderasi Beragama, dalam kampus STAB Nalanda yakni membangun kehidupan kampus yang moderat dalam hal cara pandang, sikap dan perilaku guna mewujudkan cita-cita bersama untuk bertransformasi diri.
"Jika semua memahami dengan baik makna moderasi beragama, kemudian dinyatakan dan dijalankan, saya yakin apa yang menjadi cita-cita STAB Nalanda untuk menjadi Institut atau Universitas dapat terwujudkan,” harapnya.
Supriyadi menambahkan, kita tidak hanya bermain kata akan tetapi bagaimana mewujudkan kata-kata itu. Antara ketua, senat dan pengurus lainnya harus bisa mewujudkan suatu komitmen bersama, harus bersama-sama merumuskan secara sistematis cita-citanya yang dimulai dari membangun energi positif dalam diri masing-masing.
“Energi positif inilah yang akan mendorong terbangunnya proses kepemimpinan yang stragis, yang ditandai kemauan untuk saling belajar menyadari segala kekurangan dan kelebihannya,” pungkasnya.
Dirjen juga menjelaskan terkait kebijakan Ditjen Bimas Buddha terhadap kesejahteraan dosen, Supriyadi menyampaikan bahwa Pemerintah telah memberikan perhatian melalui Tunjangan Profesi Dosen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ketua STAB Nalanda Mulyadi Tio menyampaikan bahwa Nalanda menuju perubahan bentuk dari sekolah tinggi menjadi institut dan Nalanda kedepan untuk menjadi universitas.
"Kami juga mengharapkan adanya suatu kerjasama antara Bimas Buddha dengan STAB Nalanda menjadi satu jalinan kerjasama yang bagus bisa mewujudkan satu hal yang ingin dicapai tentunya. Menjadi institut, setelah itu kita berubah menjadi satu Universitas.
Di depan Dirjen Mulyadi berharap agar Nalanda menjadi STAB yang pertama menjadi Institut.
"Untuk menjadi institut, memerlukan dukungan teman-teman semua, para karyawan, serta kerja sama dengan Yayasan dan juga kerja sama dengan Bimas Buddha. Kolaborasi seperti ini tentunya akan menghasilkan hal kerja maksimal. Tahap demi tahap akan kita lalui dengan persyaratan yang harus dipenuhi tentunya," tuturnya