Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Potensial Berdayakan Warga, Ditjen Bimas Buddha Akan Padukan Program Prisma Umat di Pengelolaan Dana Paramita

Jumat, 07 November 2025
Kategori : Berita

Tangerang (Bimas Buddha) ----- Program Prisma Umat #Bebenah Berkarakter yang digagas oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha memuarakan hasil menggembirakan. Dari program rintisan di Desa Kedaung Baru, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten ini, terbukti umat terpacu untuk lebih berdaya, termasuk dalam hal ekonomi keluarga.

"Program Prisma Umat ini  telah berjalan selama 21 hari dengan inti utama yaitu mengubah karakter, mengubah perilaku sebagai pondasi awal. Pondasi untuk menjadi orang yang tahu tentang hidup bersih, hidup sehat. Nah, diawali dari keluarga ini lah, maka kita perlu menata kerapian dan kesehatan. Selanjutnya dari situ kita akan dorong kita petakan potensi ekonominya apa untuk pemberdayaannya,” kata Dirjen Bimas Buddha Supriyadi saat menutup Program Prisma Umat di Vihara Puspa Sari Maitreya di Desa Kedaung Baru, Neglasari, Tangerang, Kamis (6/11/2025).

Dirjen menjelaskan,  Prisma Umat adalah akronim dari produktif, integrasi, sinergi, mandiri, dan akuntabel. Program Prisma Umat merupakan satu bagian dari rencana program untuk pendayagunaan dana keagamaan. Selama ini dalam agama Buddha ini ada Lembaga Dana Paramita dan baru dinaungi dengan keputusan Dirjen.

"Hari ini kita evaluasi, kita akan melakukan perbaikan tata kelolanya. Kalau kita perbaiki tata kelola ini, maka akan beriringan dengan kebijakan pemerintah bahwa dana keagamaan ini dapat dioptimalkan untuk mendukung program pencapaian pemerintah khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan,” ucapnya.

Menurut Dirjen, Program Prisma Umat juga menjadi penerjemahan dari arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang sekarang concern dengan pemberdayaan. Dalam program Prisma Umat ini, ada beberapa fokus yang akan terus dikembangkan di antaranya adalah eco-enzim untuk berbagai produk, salah satunya adalah sabun dan kerajinan.

“Nah, dari sini kalau dua pondasi kita kuatkan dan kita dorong dengan kemandirian ekonominya, maka tentu umat mandiri akan dapat diwujudkan. Maka saya berharap program Prisma Umat ini berfokus di rumah ibadah agar nanti rumah ibadah melihat dan mengelola umatnya itu sendiri. Saya pikir ini semua kita akan lakukan dengan tagline Rumah Ibadah Berdaya dan Berdampak dengan memanfaatkan dana filantropi khususnya dana sosial keagamaan,” terangnya.

Terkait keberlanjutan ke depan, pihaknya akan melibatkan para penyuluh agama Buddha. Menurutnya, penyuluh adalah menjadi garda terdepan untuk menguatkan umat. “Penyuluh punya tugas untuk membina setidaknya 4 kelompok binaan. Dalam tatanan proses ini tidak lagi hanya dalam tataran rumah ibadah, tapi mereka masuk dalam kelompok binaan.

Nah, mereka ini lah kelompok-kelompok yang wajib kita tingkatkan. Saya berpikir bahwa keberlanjutan program ini adalah nanti per wilayah masing-masing di mana penyuluh berada, dia akan terus melakukan pendampingan.  Ini kita akan mengatur dari sisi tugas penyuluh, tentu kita barengi dengan tata kelola bagaimana pelaksanaan penyuluh itu sendiri termasuk kompetensi,” jelas Supriyadi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Karakter Eling Indonesia (KEI) Yusri Heni menjelaskan bahwa selama kurang lebih tiga minggu, pihaknya mendampingi umat untuk melakukan berbagi aktivitas mulai dari sosialisasi, pembekalan, praktik berbenah rumah untuk melatih karakter umat dan pendampingan pembuatan kemandirian ekonomi melalui program eco-enzim.

“Kita sudah membangun  karakter keluarga di rumah dengan semangat Bebenah. Bebenah tidak hanya bersih dan sehat, tapi juga hatinya, cara berpikirnya, mindset-nya dan umat tinggal meneruskan dari Beberapa pelatihan terutama untuk kemandirian ekonomi,” jelas Yusri Heni.

Perwakilan dari Yayasan Dana Paramita Agama Buddha Maitreya Indonesia, Effendi Suriani  menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Bimas Buddha atas Program Prisma Umat dan berharap program tersebut dapat berlanjut dan berkesinambungan.

“Saya mewakili Yayasan Dana Paramita Agama Buddha Maitreya Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dirjen atas program Prisma Umat ini. Saya melihat dalam program ini bukan hanya menertibkan, merapikan, membuat rumah ibdah bersih tetapi mindset daripada umat Buddha itu diubah menjadi mandiri, menjadi lebih peduli lingkungan rumah ibadahnya sendiri sehingga memberikan kenyamanan buat umat itu sendiri. Di samping itu, program ini juga memberdayakan sumber ekonomi umat sehingga umat bisa tambah mandiri dari sisi ekonominya,” ujar Effendy.

Pihaknya berharap, program ini bisa membuat umat Buddha di seluruh Indonesia tambah maju dalam membina dirinya baik sisi material maupun spiritualnya serta mandiri ekonominya. “Saya rasa program ini tidak bisa satu kali, perlu berkelanjutan dan berkesinambungan sampai betul-betul karakter umat Buddha itu bisa tambah maju dan tambah mandiri,” katanya.


Sumber
:
Tim Humas
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait