Jakarta (Humas Buddha) ------------------ Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Nyoman Suriadarma menyampaikan bahwa Tri Suci Waisak mengajak kita mengenang lahirnya Pangeran Siddharta, pencapaian penerangan sempurna, dan Buddha Parinibbana.
Hal itu disampaikan Nyoman saat hadiri Peringatan Waisak 2566 Sangha Theravada Indonesia (STI) di Jakarta, Sabtu (28/05).
“Tri Suci Waisak 2566 BE yang jatuh tanggal 16 Mei 2022 telah dilaksanakan di berbagai tempat di Indonesia. Kerinduan akan hadirnya Tri Suci Waisak sangat tergambar pada umat Buddha di berbagai daerah,” ungkapnya
Nyoman juga mengajak umat Buddha untuk kembali melihat ke dalam diri masing-masing sudah sejauh mana mempraktikkan Dhamma.
Mari bersama-sama membangun kebersamaan, sinergi, kuatkan tali persaudaraan sesama umat Buddha dan sesama anak bangsa.
Plt. Dirjen mengingatkan “Setelah pandemi selesai, masih banyak hal yang harus kita mulai dan lanjutkan kembali terkait ekonomi, pendidikan, dan aspek pemberdayaan umat,” jelasnya.
Waisak Nasional 2566 Sangha Theravada Indonesia (STI) dengan mengusung tema “Moderasi Beragama Membangun Kedamaian” digelar secara daring dan luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Sanghapamokkha Sangha Theravada Indonesia (STI) Sri Pannavaro Mahathera mengajak umat Buddha praktikkan Jalan Tengah.
“Jalan Tengah atau Majjhima Patipada lah yang akhirnya ditempuh Siddharta hingga mencapai kesempurnaan atau Buddha,” ungkap Bhante
Bhante Sri Pannavaro juga mengingatkan bahwa guru agung Buddha Gotama mengajarkan pengikutnya agar tidak mengikuti kedua kutup yang ekstrim, yaitu pemuasan nafsu dan penyiksaan diri.
“Siddharta mengalami sendiri dua cara hidup ekstrim, bukan dari kata orang. Kehidupan di istana yang penuh dengan kenikmatan indra dan ekstrim menyiksa diri yang sangat berbahaya. Keduanya tidak menuntun kepada solusi mengatasi penderitaan,” lanjutnya.
Bhante menambahkan “Agar kita semua praktik dengan sungguh-sungguh, meningkatkan kualitas diri supaya terbebas dari penderitaan, dan kehidupan kita bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia,” pungkasnya.
Acara dihadiri oleh Bhikkhu Sangha, anggota DPR RI Daniel Johan, Pembimas Buddha DKI, Ketua Umum Permabudhi, pengurus Magabudhi, Wandani, Patria, tokoh pluralis, tokoh lintas agama, dan umat Buddha.