Jakarta (Bimas Buddha) -------- Menteri Agama Nasaruddin Umar hadiri Dialog Kerukunan Umat Buddha dan Luncurkan Buku Hari Raya dan Kalender Buddhis 2024-2061, sekaligus Kukuhkan ABTABI dan APROS PKBI bertempat di Auditorium H.M. Rasjidi, Gedung Kementerian Agama RI pada Jumat (7/3/2025).
Forum bertajuk dialog kerukunan ini sekaligus menjadi momentum peluncuran Kalender Buddhis 2024/2061 Karya Bhikkhu Jayamedho Thera, PMA Nomor 27 tahun 2024 tentang Pendidikan Keagamaan Buddha, Pengukuhan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI), dan Asosiasi Program Studi Pendidikan Keagamaan Buddha Indonesia (APROS PKBI).
Dalam kesempatannya Menag Nasaruddin menyatakan mendukung acara dialog keagamaan seperti ini untuk menciptakan kecerahan. "Ya kami mendukung program seminar-seminar seperti ini, mengajak kita untuk menciptakan pencerahan. Mencerahkan bangsa dan tanah air kita ini ya," katanya.
Kepada peserta dialog Nasaruddin Umar mengutarakan relevansi ajaran Buddha dengan upaya manusia dalam menghadapi persoalan kehidupan modern. Menag menyebut bahwa perjalanan hidup Siddharta Gotama adalah bukti bahwa siapa pun yang bersungguh-sungguh dapat mencapai puncak keluhuran, terlepas dari latar belakangnya.
“Semakin berat ujian yang dihadapi, semakin tinggi kelulusan yang akan dicapai. Tanpa ujian, tidak mungkin ada kenaikan kelas,” ujar Menag.
Menteri agama menyebut bahwa Universalitas ajaran agama Buddhis sangat penting untuk menjadi sendi-sendi kearifaan lokal bangsa Indonesia dan juga dunia. Jadi, kerukunan antarumat beragama di Indonesia ini perlu kita rawat betul. Sebab, tidak ada kebahagiaan tanpa kerukunan.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya dialog ini. Dirinya menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menjaga hubungan harmonis antarumat Buddha serta meningkatkan kualitas sumber daya umat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Dialog kerukunan ini diselenggarakan dalam rangka menjaga hubungan antarumat Buddha serta membangun umat Buddha yang cerdas berkarakter dan siap menghadapi tantangan dunia modern, dengan tetap berpegang pada ajaran Buddha. Untuk itulah maka tema dialog ini adalah Berkumpul Bersama adalah Berkah Mulia," ujar Menag.
Guna mewujudkan layanan keagamaan yang lebih inklusif, Dirjen Bimas Buddha mengungkapkan bahwa saat ini sedang diupayakan pengembangan struktur organisasi, termasuk transformasi kelembagaan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) menjadi Institut Agama Buddha Negeri.
Hadir dalam dialog, Bhikkhu Sangha dari berbagai Majelis, Staf Khusus dan Staf Ahli Menag, jajaran pejabat Eselon I Kemenag RI, duta besar negara sahabat, Ketua dan perwakilan organisasi keagamaan Buddha, TNI POLRI yang beragama Buddha, ASN Ditjen Bimas Buddha yang sudah purnatugas dan beberapa tamu undangan lainnya.