Jakarta (Bimas Buddha) ------- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha kembali lakukan rapat Koordinasi Penyusunan Dokumen Rencana Detail Engineering Design (DED) Pemasangan Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Rapat secara daring dan luring, dihadiri Deputi Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito beserta Tim Teknis, serta Perwakilan dari Kementeria/Lembaga seperti dari Menko PMK, PUPR, Menkopulkukam, Balai Pelestarian Kebudayaan, PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Perwakilan dari Musium Candi Borobudur, Yayasan Buddha Tzu Chi. PUPR, para praktisi dan steak holder lainnya.
Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi menyampaikan bahwa rapat hari ini merupakan kelanjutan beberapa tahapan-tahapan dari pertemuan lintas sektoral dengan Menkopolhukam, dengan merumuskan beberapa kesimpulan diantaranya adalah beberapa kewajiban dari setiap kementerian yang terkait dalam rangka akselerasi pemasangan chattra pada stupa induk Candi Borobudur dimana Kementerian Agama berserta BRIN dan seluruh para ahli yang terlibat didalamnya memiliki kewajiban tugas untuk menyusun beberapa tahapan-tahapan.
Supriyadi menjelaskan masih ada beberapa tahapan terkait penyusunan studi spesialitas dan kualitas chattra dan sudah diselesaikan sambil melakukan studi lapangan di Candi Borobudur pada beberapa minggu yang lalu, kemudian masih berkewajiban untuk melanjutkan tahapan-tahapan berikutnya yakni menyusun dan melaksanakan rencana studi teknis dan DED atas chattra yang akan di tetapkan di Stupa Induk Candi Borobudur.
“Hari ini akan dilakukan penyempurnaan dan penyusunan secara utuh atas rencana pelaksanaan studi teknis dan DED dan diharapkan nanti setidaknya pada tanggal 1 september sudah bisa dilakukan studi teknis atas chattra dilokasi dimana batu-batu atau bahan material yang akan jadikan chattra dapat disepakati bentuk dan materialnya oleh umat buddha Indonesia,” jelas Supriyadi pada Rabu (26/08/2024).
Dirjen berharap dengan pertemuan ini dapat disusun satu dokumen yang utuh dan akan nanti dijadikan pijakan atau pedoman bagi kita untuk dilakukan pelaksanaan riset atau studi teknis dan DED atas chattra pada candi Borobudur
Sementara Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengatakan bahwa proses rencana pemasangan chattra di stupa utama Candi Borobudur merupakan hal yang dinanti-nantikan baik itu dari umat Buddha sendiri maupun dari berbagai pihak yang mengharapkan bahwa kesempurnaan pemasangan chattra menjadi hal yang sangat penting tidak hanya nasional tapi juga untuk umat Buddha seluruh dunia. Dan ini merupakan menjadikan hal yang harus dilakukan dengan cermat.
“Kita bersama-sama dan berkolaborasi menyelesaikan satu tugas yang diamanahkan Kementerian Agama khususnya dirjen Bimas Buddha untuk satu target yang sama yaitu pemasangan chattra di stupa utama Candi Borobudur,” ungkapnya.
Menurutnya ada dua kajian yang harus dilakukan dalam rencana memasang chattra yakni yang pertama adalah kajian teknis pemasangan dan yang kedua adalah yang lebih rumit sebenarnya menyusun DED (Detail Engineering Design) dan diharapkan menjadi sebagai dasar untuk melakukan tugas bersama-sama nantinya dan banyak pihak.
“Kalau kita bicara DED maka biasanya pihak kontraktor akan berbasis pada DED dan menghitung semua sampai penyiapan bahan, tenaga kerja, timing, peralatan, semua yang dibutuhkan dalam pengerjaan sampai selesai. Selain itu dengan DED bisa menetapkan seberapa jauh sebetulnya hal-hal yang harus dicermati dalam konteks keamanan dan keselamatan,” kata Deputi
“Ukurannya harus presisi, dibutuhkan pengukuran detail. Sehingga saat dipasang sudah cocok. Dan sekali lagi karena kita berbicara dengan target yang sangat singkat maka nanti didalam perencanaannya apakah nanti dikajian teknis atau DED kapan harus dikerjakan dan kapan harus selesai. Termasuk time framenya juga harus ada. Itu yang membuat DED ini menjadi sangat krusial untuk kesuksesan dari pekerjaan ini,” pungkasnya.