Jakarta (Bimas Buddha) ------- Di hari ke tiga Rembuk Nasional Umat Buddha Indonesia menghadirkan Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Dr. H. Adung Abdul Rochman, MA, juga Koordinator Staf Khusus Menteri Agama, Senin (27/02/2023).
Dalam kesempatannya Dr. H. Adung Abdul Rochman, MA atau yang akrab di panggil Adung menyampaikan rasa syukur bahwa Indonesia atau kita adalah masyarakat yang sangat majemuk, bahkan tiada duanya di dunia.
Menurutnya kemajemukan bahasa itu sudah disatukan oleh Bahasa Indonesia. Sehingga kampung bahasa daerah kita, sudah bisa bicara dengan bahasa yang mempersatukan kita. Dari aspek suku, etnis, kemudian ras hampir tidak ada, kecil sekali konflik-konflik yang didasarkan pada keberagaman suku, etnis maupun ras, skalanya sangat kecil,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sekretaris Jenderal PP GP mengingkatkan menjelang pemilu seperti saat ini politisasi agama itu semakin menyeruak, selanjutnya bagaimana umat beragama merasa terayomi kemudian masyarakat damai, memahami dengan umat agama lain sehingga timbul toleransi bersama.
Kementerian Agama lanjut Adung mempunyai kepentingan, agar umat beragama, apapun agamanya itu betul-betul mendalami agamanya dengan sebaik-baiknya, menghayati agama dengan sebaik-baiknya, menjalani agama dengan sebaik-baiknya, karena pada hakekatnya semua agama ini esensinya yaitu menghargai atau menjaga harkat kemanusiaan dan memastikan ada kemaslahatan umum yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau umat beragama di Indonesia menjalankan agamanya dengan baik, maka hampir bisa dipastikan Indonesia yang sangat plural ini juga akan baik. Karena itulah Kementerian Agama mempunyai kepentingan bagaimana kita mendorong umat beragama ini (terutama umat Buddha) bisa menjalankan agamanya dengan baik,” tambahnya.
Terkait pemanfaatan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah dan wisata religi umat Buddha Indonesia dan Dunia Staf Khusus Menteri Agama menyampaikan ini merupakan dukungan dari pemerintah.
“Borobudur ini adalah salah satu fasilitas atau dukungan dari pemerintah supaya umat beragama (terutama umat Buddha) dapat menjalankan agamanya dengan baik, menghayati agamanya dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang baik yang itu punya kontribusi yang positif terhadap bangsa dan negara kita,” sebut Staf Khusus Menteri Agama.
“Sama halnya dukungan pemerintah kepada agama-agama yang lain agar mereka bisa menjalani agamanya dengan baik, menghayatinya, memahaminya, sehingga muncul pribadi-pribadi umat beragama di Indonesia yang baik berdasarkan pada ajaran agamanya pada nantinya akan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara kita,” pungkasnya.
Tampak hadir dalam kegiatan Dirjen Bimas Buddha, Sekretaris Ditjen Bimas Buddha, Direktur Urusan dan Pendidikan, 185 pejabat pusat dan daerah serta perwakilan dari Pimpinan Majelis Agama Buddha.