Semarang (Humas Buddha) ---------------- Plt. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Nyoman Suriadarma diterima Gubernur Jawah Tengah Ganjar Pranowo di kediaman, Puri Gedeh, Semarang pada Jumat (10/06).
Dalam pertemuannya Nyoman menyampaikan lima hal, pertama terkait rencana pelaksanaan Swayamvara Tripitaka Gatha (STG) XI Tahun 2023 di Candi Borobudur. Hal kedua terkait sterilisasi struktur Candi Borobudur saat umat melaksanakan ritual. Ketiga terkait penambahan kuota penggunaan zona 1 saat pelaksanaan ritual keagamaan Buddha. Keempat, Nyoman menyampaikan hal terkait pengangkatan guru Pendidikan Agama Buddha di Jawa Tengah, dan kelima yaitu permohonan kesediaan Gubernur dapat menerima delegasi Tokoh Moderasi Agama Buddha Sumatera Selatan sebanyak 60 orang yang akan melaksanakan Uposatha Puja Mandala di Candi Borubudur pada bulan Juli.
Menanggapi rencana pelaksanaan STG tahun 2023 di Candi Borobudur, Pemerintah Provinsi Jateng menyatakan siap untuk bersinergi dalam kepanitiaan STG. Selanjutnya terkait tentang permintaan sterilisasi struktur Candi Borobudur saat umat Buddha melaksanakan ritual keagamaan, Gubernur sangat mendukung dan juga mendukung penambahan kuota saat melaksanakan ritual di zona 1 dari 1200 orang menjadi 10.000 orang atau lebih disesuaikan dengan space (kapasitas).
Menanggapi masalah kebutuhan guru Agama Buddha, Gubernur menyampaikan bahwa akan disesuaikan dengan jumlah kuota penerimaan CPNS yang diterima oleh Provinsi Jateng dari pemerintah pusat. Oleh karenanya perlu disiapkan data terkait kebutuhan. Sebagai langkah darurat akan diberdayakan guru yang yang ada seperti guru bantu dan guru honorer guna memenuhi kebutuhan guru PAB.
Gubernur juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengagendakan untuk menerima rombongan Tokoh Moderasi Sumatera Selatan yang akan melaksanakan kunjungan ke Candi Borobudur di bulan Juli.
Lebih lanjut Gubernur menyatakan sangat mendukung Borubudur menjadi tempat ibadah bagi umat Buddha Dunia. Pihaknya menyatakan bahwa dengan optimalisasi pemanfaatan Candi Borobudur menjadi tempat ibadah maka umat Buddha seluruh penjuru dunia akan datang ke Borobudur. Hal demkikan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan banyaknya umat Buddha yang melakukan ibadah di Candi Borobudur maka akan banyak transaksi ekonomi misalnya hotel, homestay, makan, dan belanja cindera mata, maka diharapkan akan menambah kejahteraan bagi masyarakat sekitar. Kunjungan umat Buddha untuk beribadah juga akan menjadi ekosistem bisnis baru misalnya dengan penggunaan pakaian dan properti adat dalam beribadah, semua itu bisa disediakan oleh masyarakat sekitar.
Gubernur menyampaian, umat Buddha perlu menyiapkan narasi tentang Candi Borobudur, mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan di candi atau sekitar candi.
Gubernur berharap Ditjen Bimas Buddha dapat menyajikan data terkait agenda pengunaan/peribadatan umat Buddha di Candi Borubudur dan berapa potensi umat Buddha yang bisa hadir baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Saat menerima, Gubernur didampingi Kepala Badan Kesbangpol Prov. Jateng Haerudin dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jateng Uswatun Hasanah sedangkan Nyoman didampingi Pembimas Buddha Jawa Tengah Karbono, dan Heru Suherman selaku tokoh Pendidikan Agama Buddha.