Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Upacara Apihoma: Bentuk Semangat, Harmonisasi, dan Visualisasi Pembersihan Diri

Minggu, 29 Juni 2025
Kategori : Berita

Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia bersama Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia menggelar ritual akbar bertajuk Upacara Apihoma Tantrayana Zhenfozong Borobudur 2025

Agnihoma Bodhisatwa Vajrasattva Catur Kiblat, di Lapangan Kenari Candi Borobudur pada Sabtu (28/6/2025).

Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Nyoman Suriadarma dalam sambutannya menyampaikan bahwa tradisi apihoma empat arah yang digelar tersebut merupakan tradisi sangat luhur di bumi pertiwi yang terawat hingga saat ini. 

"Kami dari Kementerian Agama tentu sangat menghargai dan sangat mengapresiasi apihoma kedua yang telah dilaksanakan setiap dua tahun sekali," tambahnya. 

Ia menuturkan harapannya agar apihoma tidak terhenti di kedua kali saja, namun akan ada pelaksanaan-pelaksanaan berikutnya. 

"Kami tentu juga mendukung dan mengajak agar jangan berhenti di kedua, harus ada yang ketiga, keempat, dan seterusnya," harap Nyoman. 

Nyoman menilai bahwa dari pelaksanaan apihoma, dapat dimaknai dalam tiga hal yakni: api homa sebagai perwujudan semangat umat dalam merawat tradisi, apihoma merupakan perwujudan harmonisasi di antara umat, dan apihoma sebagai salah satu bentuk visualisasi untuk menghapus kekotoran batin dalam diri. 

Sementara, Ketua Umum DPP Walubi Siti Hartati Murdaya pada kesempatan itu mengajak umat untuk terus beramal serta mengemukakan bahwa hendaknya apihoma dapat terus diselenggarakan dengan harapan agar kondisi dunia juga Indonesia saat ini segera tenang, maju, dan kembali aman seterusnya. 

"Selamat melaksanakan upacara apihoma, menghilangkan penghalang spiritual, dan mengundang berkah serta kedamaian dan keselamatan untuk semua. Semoga Indonesia bersatu, saling sayang, saling mendukung," tambahnya. 

Dituturkan oleh Ketua Panitia Yusuf Sumartha, upacara akbar ini dipimpin oleh Upacarika yang berasal dari Jakarta dan Palembang. Para Upacarika tersebut didampingi oleh para Acarya yang berasal dari Jalarta, Palembang, Medan, dan Taiwan. 

Dalam laporannya, Yusuf menyebut bahwa upacara ini melibatkan sepuluh Dharmacarya dan bhiksu, dua belas Pandhita Dharmaduta, serta tiga puluh satu Pandhita Lokapalasraya dengan peserta lebih dari seribu orang. 

Ritual apihoma ini diikuti oleh umat Buddha di bawah Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia serta Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia yang berasal dari kawasan Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jakarta, serta beberapa daerah lain. 

Penyelenggaraan apihoma tak hanya mengusung misi kebangkitan spiritual Buddhis, namun juga pelestarian Budaya Jawa. Hal itu kental terasa dengan hadirnya kesenian gamelan Jawa, juga ritual yang dipandu dalam bahasa Jawa serta Sanskerta. 

Selain itu, komunitas budaya juga turut berpartisipasi dalam acara ini hingga pada puncak acara yakni ritual Pradaksina.


Sumber
:
Tim Humas
Penulis
:
A Wardiyanto
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait