Magelang (Bimas Buddha) ----------- Peserta Yobbanna Dhamma ikuti Talkshow Spiritual Entrepreneurship yakni pemahaman dan pengetahuan terkait pengembangan bisnis dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai etika dan agama dengan pemateri dari Dr. Ponijan Liaw, Dewi Lestari, Nago Tejena serta Mira Hoeng.
Spiritual entrepreneurship adalah bagaimana usaha kita untuk melakukan perubahan nyata pada lingkungan sekitar kita, sehingga memberikan dampak manfaat positif untuk meningkatkan kehidupan yang lebih bagi orang lain, berdasarkan tuntunan moral dari ajaran agama yang kita yakini.
Ponijan Liaw mengatakan bahwa Pemuda Buddhis Indonesia dan mancanegara yang hari ini berkumpul seharusnya tetap menerapkan nilai-nilai Buddhis dalam kehidupan sehari-hari. Karena Buddha mengajarkan bahwa dalam berbisnis pun tetap harus punya etika dan estetika.
“Jangan pernah menjelek-jelekkan ataupun mencaci agama lain. Itulah pentingnya melihat dari jauh dan lebih luas terhadap ajaran baik suatu agama, akan menjadikan para pemuda lebih baik dalam memaknai sesuatu. Terlebih menerapkan nilai-nilai ajaran Buddhis dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ponijan Liaw pada Selasa (13/8/2024).
Ponjian Liaw juga menjelaskan bahwa dalam menjalani kehidupan para Pemuda Buddhis jangan menjadikan dunia ini tempat tinggal, karena akan mencari kenikmatan dunia saja, akan tetapi jadikanlah dunia ini tempat meninggal, sebab akan membuat kita ingat akan semua dalam kehidupan ini akan kita tinggalkan.
Penyanyi dan sekaligus penulis, Dewi Lestari yang juga turut memberikan motivasi kepada ratusan Pemuda Buddhis ini menyampaikan bahwa sangat menyukai acara YDS 2024 yang bisa mengumpulkan para pemuda Buddhis sebagai generasi bangsa di masa depan.
“Saya suka, tema acara ini. Diusia sekarang, tepatnya pada usia merintis, para pemuda mulai mencari jati diri sekaligus memberanikan diri membuka usaha. Ketika mereka dibekali dengan nilai-nilai ajaran Buddhis akan menjadi pondasi yang kuat untuk menjadi pebisnis yang punya etiket yang baik dengan kesadaran penuh menjalankan ajaran Buddha,” kata Dewi Lestari.
Dewi Lestari menjelaskan bahwa pengalamannya ketika menjadi Buddhis banyak berpengaruh baik bagi karier dan kehidupannya hingga saat ini. Jangan pernah terjebak dengan ke-minoritas-an, inner seorang Buddhis itu yang terus ditampilkan.
“Terus lakukan apa yang kamu suka, senangi, dan akhirnya akan tercapai apa yang dicita-citakan, namun memerlukan proses dan waktu. Menjadi Buddhis itu tidak mudah, lalui saja proses nya,” tandas Dewi Lestari.
Pada kelompok Talkshow kedua, yakni Psikolog Nago Tejena dan Pegiat sosial, Mira Hoeng, Ia menjelaskan betapa pentingnya memiliki sikap pengendalian diri yang baik dalam menjalankan bisnis. Permasalahan-permasalahan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
“Selain fokus dalam pemecahan masalah, kita juga perlu menerapkan Upekha (keseimbangan batin) dalam mengendalikan diri apabila kita mengalami permasalahan,” kata Nago Tejena.
Pembicara lainnya, Pegiat sosial, Mira Hoeng juga menyampaikan bahwa ketika seseorang mendapatkan berbagai permasalahan dalam berbisnis, harus tetap selalu bersyukur. “Harus bersyukur punya kesempatan untuk berbuat baik. Walaupun keadaan ekonomi sulit, kita harus terus berbuat baik, and be happy,” tegas Mira Hoeng.