Ribuan Umat Buddha Provinsi Sumatera Selatan memperingati Waisak 2563 B.E di Bukit Siguntang, Palembang (12/03). Makin ramainya perayaan tersebut dirasakan dengan haru oleh Bhikksu Bhadramurti (Suhu).
“Umat Buddha yang datang ke Bukit Siguntang tiap tahun naik secara signifikan,” ucap Suhu.
Suhu lebih lanjut mengatakan peringatan di Bukit Siguntang ini warisan turun temurun dari gurunya. Gurunya yang sudah meninggal dikatakannya pasti terharu juga, melihat umat Buddha dengan kebersamaannya tetap bersatu pada sore ini.
Seperti yang dikatakan Pembimas Buddha Prov. Sumsel Yayuk Sri Rahayu, Umat Buddha datang dari berbebagai kota/kabupaten. Bahkan ada yang memakan perjalanan lebih dari 6 jam. Tercatat lebih dari 20 Wihara yang bernaung di Keluarga Buddhayana Indonesia hadir ditempat tersebut.
“Mereka yakin ini peninggalan Kerajaan Sriwijaya, seperti yang ditemukannya Rupang Buddha di Bukit ini,” ucap Yayuk menjelaskan penemuan Rupang Buddha di Bukit Siguntang.
Pada tahun 1920 an telah ditemukan Rupang Buddha setinggi 277 cm. Pembuatan Rupang Buddha ini mengikuti gaya seni Amarawati, India. menurut penelitian rupang itu adalah salah satu pusat peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Pada acara ini dilakukan prosesi/pradaksina mengelilingi Bukit Siguntang yang diikuti ribuan umat Buddha. Terdiri dari barisan anak sekolah Buddhis, gunungan hasil bumi, perlengkapan puja, serta barisan umat Buddha.