Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Penyuluh Agama Buddha PNS Ikuti Workshop Penyusunan Silabus

Senin, 21 November 2016
Kategori : Berita

Bekasi(dbb) dalam rangka meningkatkan kompetensi  dan kualitas pelayanan masyarakat serta meningkatkan kinerja penyuluh agama Buddha PNS Ditjen Bimas Buddha menggelar workshop penyusunan silabus yang di ikuti oleh 48 orang peserta seluruh Indonesia.Tujuan dari penyelenggaraan workshop adalah terwujudnya silabus bagi penyuluh agama Buddha, sebagai pedoman untuk pembinaan penyuluhan kepada umat Buddha yang lebih efektif, dan meningkatnya administrasi penyuluh agama Buddha secara periodik.

Mengawali pengrahannya hari Senin (20/11) Direktur urusan dan pendidikan Agama Buddha Supriyadi saat membuka acara menyampaikan bahwa tugas penyuluh adalah memaknai simbol-simbol keagamaan. "Penyuluh mempunyai tugas untuk memberikan atau menguatkan keyakinan kepada umat," tegasnya.

Penyuluh dalam melaksanakan tugas harus mempunyai panduan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas salah satunya adalah menyusun silabus." Apa yang dilakukan hendaknya di rencanakan dan dokumentasikan dengan baik, " ungkap Supriyadi.

Menurut Direktur Urpendik Supriyadi dalam menyiapkan segala administrasi penyuluhan harus melalui perencanaan dan materi penyuluhan. Materi ini dapat di pilah menjadi empat yaitu materi pokok, inti, penunjang dan materi hiburan.

"Langkah yang dilakukan adalah membuat sinopsis dari setiap materi yang akan di sampaikan, dan setiap materi harus mendapat pengesahan dari atasan untuk menghindari salah tafsir"tegasnya.

Supriyadi menekankan bahwa kegiatan penyusunan silabus ini sangat penting "oleh karena itu Saya berpesan harus kerja keras dalam tiga hari ke depan untuk mencurahkan pemikiran yang baik berdasarkan pengalaman yang Anda miliki, jika hari ini bisa terwujud maka akan menjadi bekal pelaksanaan tugas, "ungkapnya.

Supriyadi menegaskan  bahwa ada empat hal penting dalam melaksanakan tugas penyuluhan, pertama penyampaian informasi keagamaan kepada umat beragama, kedua Informasi keagamaan, ketiga materi penyuluhan yang akan disampaikan kepada pelaku utama diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan keagamaan dan kesejahteraan masyarakat. Ke empat pesan penyuluh ada yang bersifat anjuran (persuasif) larangan (intruktif) pemberitahuan informasi dan hiburan.

"Dalam penggunaan kata atau istilah tidak boleh menyinggung, harus sopan dan menambah perilaku positif, hindari kata-kata yang menimbulkan ketidakharmonisan, "tegas Supriyadi.

Di akhir pengarahan Direktur Urpendik Supriyadi berpesan "Penyuluh hendaknya mempunyai tugas yang sangat luas dibidang penyuluhannya, dalam meningkatkan pola binaan di masyarakat bukan hanya dalam bidang agama namun lebih luas lagi dibidang ekonomi kreatif Buddhis yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan umat Buddha dimasyarakat,"ungkapnya.


Sumber
:
Penulis
:
administrator
Editor
:
Administrator

Berita Terkait