Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809
Puslitbang LKKMO Gelar Persiapan Omnibus Riset dan Survei Zona Integritas

Giat Moderasi Beragama Ditjen Bimas Buddha Selenggarakan Dialog Kerukunan Lintas Agama

Sabtu, 03 Juni 2023
Kategori : Berita

Magelang (Bimas Buddha) -------- Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menyampaikan bahwa dua kegiatan tersebut dijadikan satu karena memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mewujudkan sebuah kehidupan yang rukun dan bahagia sebagimana digariskan oleh Menteri Agama lewat tujuh program prioritas yang salah satunya adalah penguatan moderasi beragama sebagai strategi untuk mewujudkan kehidupan yang rukun, damai dan harmonis.

Hal tersebut disampaikan Dirjen saat buka acara Peningkatan Pemahaman tentang Candi Borobudur pada Stakeholder dan Penguatan Forum Kerukunan Umat Buddha Melalui Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha pada Sabtu (03/06/2023).

“Setidaknya lewat penguatan moderasi beragama, setiap warga negara, setiap masyarakat Indonesia bisa memahami pentingnya arti kebangsaan kita, yakni bagaimana kita bisa menerima dan mempraktekkan serta melaksanakan, untuk menjaga dan mewujudkan tentang Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan KNRI serta seluruh peraturan yang berlaku untuk menjaga keutuhan negara Indonesia,” jelas Supriyadi.

Supriyadi berharap melalui kegiatan ini kita bersama-sama merajut kehidupan yang rukun, damai dan harmonis.

Kegiatan Penguatan Forum Kerukunan Umat Buddha Melalui Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha bertujuan mewujudkan keharmonisan intern umat Buddha diikuti oleh 150 orang peserta umat Buddha dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Adapun kegiatan Peningkatan Pemahaman tentang Candi Borobudur pada stakeholder mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman, dan cara pandang tentang Candi Borobudur serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama diikuti oleh 50 orang peserta dari Ormas lintas agama di Provinsi Jawa Tengah menghadirkan nara sumber dari tokoh agama.

Achmad Labib (Pegiat Jamaah KOPDARiyah, Komunitas Lintas Iman Magelang Raya) mengatakan perbedaan dan keberagamaan adalah keniscayaan yang tak terhindarkan.

“Ketika berinteraksi dengan orang lain dalam suatu komunitas, sekecil apapun, yang terpenting adalah bagaimana memahami perbedaan, bukan mencari atau bahkan memaksakan kesamaan,” sebutnya.

Sementara Bhikkhu Nyanasuryanadi Mahathera menjelaskan tentang perbedaan, menurutnya bahwa perbedaan itu kebenaran alamiah dan perbedaan itu merupakan kebutuhan.

Bhikkhu Dhammasubho Mahathera menyampaikan agama hendaknya tidak dibandingbandingkan, tetapi disanding-sandingkan agar menjadi indah.

“Pilar penyangga Moderasi Beragama meliputi rukun intern umat beragama, rukun antar umat beragama dan rukun umat beragama dengan pemerintah,” terang Bhante.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Tim Humas
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait