Jakarta (Bimas Buddha) ------ Dalam upaya meningkatkan mutu pembuatan buku pendidikan keagamaan Buddha, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menggelar Penelaahan Buku Teks Utama Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK.
Kegiatan ini bertujuan memastikan bahwa setiap materi ajar yang digunakan di satuan pendidikan keagamaan Buddha sesuai dengan nilai-nilai Dhamma, kaidah pedagogis, serta kebijakan kurikulum nasional yang berlaku.
Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi dalam sambutannya menjelaskan bahwa pelaksanaan penelahaan buku ini merupakan respons untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan buku teks berkualitas. Dirjen mengingatkan para penulis dan penelaah bahwa pekerjaan ini membawa amanat besar berupa buku teks yang akan menjadi rujukan utama bagi siswa dan guru pendidikan agama Buddha.
"Pekerjaan ini harus betul-betul dicurahkan agar buku teks utama mata pelajaran agama Buddha mempunyai ciri khas karakter pendidikan, sehingga tahun ajaran yang akan datang dapat disiapkan dan digunakan manfaatnya," ujar Supriyadi pada Rabu (15/10/2025).
Kepala Subdirektorat Pendidikan Dasar dan Menengah Budi Sulistyo menyampaikan menyebut bahwa kegiatan ini berfokus pada penelaahan, buku teks utama didefinisikan sebagai proses evaluasi dan analisis mendalam untuk memastikan kelayakan, kesesuaian, dan kualitas buku teks sebagai sumber belajar.
Dengan tujuan utama kegiatan yakni:
Penelahaan buku selama tiga hari dari tanggal 15 s.d 17 Oktober 2025, melibatkan 46 peserta yang terdiri dari tim perumus, yaitu Penulis, Penelaah, Ilustrator, Koordinator, dan Kontributor.
Adapun materi yang dibahas dalam kegiatan penelaahan tersebut mencakup sejumlah aspek penting, di antaranya peran kecerdasan buatan (AI) dalam proses penelaahan Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti sesuai jenjang pendidikan, serta kesesuaian capaian pembelajaran dengan materi esensial pada setiap buku yang ditelaah.
Dengan penelaahan buku ini, diharapkan dapat menghasilkan buku teks utama yang berkualitas tinggi dan relevan untuk pendidikan agama Buddha di Indonesia.
Kontributor : Vikka dan Metta