Jakarta (Bimas Buddha) ----- Rangkaian kegiatan Townhall Talk Dialog Publik Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Bimas Buddha 2025–2029 resmi ditutup pada Jumat, (19/09/2025). Setelah berlangsung selama tiga hari sejak 17 September, kegiatan ini berhasil merangkum aspirasi dan masukan dari berbagai unsur masyarakat Buddha, baik secara langsung maupun daring.
Dalam sambutan penutupnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh peserta, termasuk penyuluh, guru, dosen, serta pemangku kepentingan lainnya. Pihaknya menekankan pentingnya konsistensi, komitmen, dan integritas dalam menjalankan program-program strategis yang telah dirumuskan bersama.
“Kita semua telah menyepakati beberapa poin-poin yang akan menjadi perhatian kita selama lima tahun ke depan, agar apa yang kita harapkan sebagaimana yang menjadi kegundahan kita bersama nanti dapat kita wujudkan satu persatu. Saya percaya dari sekian banyak rumusan itu, memerlukan tahapan-tahapan yang terukur sehingga, perlu ada penempatan skala prioritas,” ujar Supriyadi.
Dirjen juga menggarisbawahi perlunya pendekatan sistematis dan terstruktur dalam merumuskan solusi atas isu-isu strategis yang telah diidentifikasi. Dirinya mendorong tim evaluasi untuk mengaitkan setiap rekomendasi secara terpadu agar menghasilkan program yang berdampak nyata, bukan sekadar output administratif.
“Saya berharap kita tidak lagi berorientasi pada output, yang ingin kita tampilkan kedepan adalah bagaimana kegiatan kita itu berdampak. Dengan demikian maka tim evaluasi, saya ingatkan untuk merumuskan indikator pencapaian dari setiap program-program,” tegasnya.
Supriyadi juga menekankan pentingnya kontrol sosial dari masyarakat sebagai bagian dari sinergi antara pemerintah dan publik. Menurutnya, pelayanan yang diberikan Ditjen Bimas Buddha hanya akan optimal jika dijalankan dengan tanggung jawab dan komitmen bersama.
“Tanpa kontrol sosial nanti kita semua juga merasa nyaman-nyaman saja. Sementara di awal saya katakan apapun yang kita lakukan adalah kewajiban kita bersama. Kalau kita semua memiliki tanggung jawab, komitmen, dan integritas yang sama, maka harapan kami apa yang diharapkan masyarakat dapat terwujudkan dengan sebaik-baiknya” tutupnya.
Kegiatan Townhall Talk ini menjadi ruang terbuka bagi masyarakat Buddha untuk menyampaikan aspirasi dan turut serta dalam penyusunan arah kebijakan lima tahun ke depan. Dengan berakhirnya rangkaian dialog publik ini, Ditjen Bimas Buddha akan melanjutkan proses perumusan Renstra secara teknis, berdasarkan hasil diskusi panel dan masukan peserta.
Kontributor: Metta