Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809

Wamenag: Tradisi Gotong Toapekong Merupakan Budaya Yang Harus Dijaga

Sabtu, 21 September 2024
Kategori : Berita

Tangerang (Bimas Buddha) ------------- Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki, hadiri dan mengapresiasi acara prosesi 12 tahun Yang Maha Suci (YMS) Kwan Im Hud Couw 2575/2024 serta mengucapkan selamat karena tradisi masyarakat Tionghoa ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

"Kami atas nama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia, Pengurus Boen Tek Bio, serta masyarakat atas terselenggaranya kegiatan ini," ungkap Wamenag, Sabtu (21/9/2024).

Lebih lanjut Wamenag mengatakan prosesi Gotong Toapekong ini merupakan sebuah tradisi yang terus berulang setiap 12 tahun sekali di Kota Tangerang, yaitu setiap tahun Naga. Menurutnya, tradisi ini merupakan budaya yang harus dijaga, diiringi dengan pengembangan sikap toleransi dan moderasi beragama di masyarakat.

"Salamat atas ditetapkannya ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi buat kita semua untuk terus menjaga budaya-budaya kita yang sudah terbentuk dari warisan leluhur-leluhur kita," tambah Wamenag.

Acara bertajuk "Moderasi dan Kolaborasi sebagai Wujud Kerukunan Bangsa yang Harmonis" ini dilakukan dengan arak-arakan figur Dewi Kwan Im Hud Chouw oleh Perkumpulan Boen Tek Bio.

Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio Ruby Santamoko menyebut dua hal penting dari prosesi arah-arakan ini. "Yang pertama adalah kami mewariskan budaya dan tradisi yang sudah terjadi sejak 168 tahun yang lalu. Yang kedua adalah kami memberikan pendidikan kepada generasi muda mendatang supaya prosesi arah-arakan ini terus bisa berlangsung dengan baik," tuturnya.

Turut hadir, Istri Presiden ke-4 RI Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi, Pj Walikota Tangerang Nurdin, Pj Bupati Tangerang Andi Ony, Anggota DPRRI, Ketua Umum Permabudhi, Tokoh Agama, dan tamu undangan lainya.

Prosesi dirangkai dengan arak-arakan yang diikuti parade kekayaan budaya Nusantara, seperti tari-tarian daerah, fashion show busana daerah, marching band, barong sai, hadrah dan marawis, serta penampilan seni budaya lainnya.


Sumber
:
Humas Buddha
Penulis
:
Budiyono
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait