Jakarta (Bimas Buddha) ----------- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki hadiri kegiatan Pabbajja Samanera Sementara dan menyaksikan secara langsung penerbangan lampion, di area Marga Utama Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah.
Wamenag memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia berharap kegiatan tersebut dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur. Melalui penerbangan lampion, diharapkan pula pemilu mendatang dapat berjalan dengan lancar dan damai. Wamenag Saiful Rahmat Dasuki mengaku baru pertama kali menerbangkan lampion di Candi Borobudur. Rahmat mengaku kagum dengan acara ini.
"Sangat indah, sangat spektakuler. Saya sudah diskusi bagaimana ke depan pengemasan acaranya lebih bagus lagi sehingga wisatawan banyak yang lagi di acara-acara seperti ini," jelasnya.
Saiful Rahmat Dasuki menambahkan ke depannya, diharapkan pengemasan acara lebih baik lagi, sehingga banyak wisatawan yang datang pada acara seperti ini. Saat menerbangkan lampion tadi, harapannya pemilu berjalan damai, pemilih terpilih, dan pemimpin bangsa mampu mengantarkan menuju Indonesia Emas.
Wamenag juga mengingatkan agar para umat beragama di Indonesia tidak menggunakan Agama sebagai alat Politik. Apalagi menggunakan agama hanya untuk menaikkan elektabilis suatu kelompok tertentu. "Jangan jadikan agama sebagai alat kemenangan elektoral, agama dijadikan sebagai alat elektoral suara. Jadikanlah agama sebagai dasar dalam berkontestasi dalam politik," kata Wamenag Sabtu (23/12/2023).
Terkait Pemilu Wamenag mengatakan bahwa Pemilu merupakan kegiatan demokrasi yang berulang setiap lima tahun sekali. Untuk itu, Ia mengajak semua umat beragama untuk berdemokrasi secara damai dan riang gembira. "Pemilu adalah sesuatu yang berkala dan berulang setiap lima tahun sekali, jadi kita lewati Pemilu ini dengan damai, senang, nyaman dengan gembira tanpa harus mencaci maki dan menistakan sesama umat," ucap Saiful.
Sementara Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara Borobudur MBMI 2023 Fatmawati, menjelaskan bahwa sebanyak 300 lampion diterbangkan dalam kegiatan ini. Selain peserta dari dalam negeri, kegiatan ini juga diikuti oleh peserta dari mancanegara, seperti Singapura, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja.
"Sebelum lampion diterbangkan, umat Buddha melakukan meditasi. Maknanya bagi kami sebagai umat Buddha adalah dengan menyalakan penerangan lilin sebagai sarana puja kepada Sang Buddha. Namun, kami juga menyalakan lilin kedamaian di hati masing-masing, sehingga dari satu orang bisa menerangi banyak orang di sekelilingnya dan menerangi dunia dengan kedamaian," ujar Fatmawati.
Ketua Umum MBMI Agus Jaya menuturkan, penyalaan lilin dan pelepasan lampion juga menjadi simbol dari cara pencapaian batin untuk menjalankan hidup yang lebih bahagia. Ia mengajak segenap umat untuk terus melakukan praktik dhamma untuk meningkatkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. ”Perbanyak kebajikan dan wujudkanlah kedamaian dalam diri dan dunia,” pungkasnya.