Jakarta (Humas Buddha) -------------- Majelis Agama Buddha I Kuan Tao Indonesia (MABIKTI) selenggarakan kegiatan Moderasi Beragama dan Toleransi pada wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, Minggu (16/10).
Dirjen Bimas Buddha dalam kesempatannya menyampaikan poin-poin penting terkait moderasi beragama.
Supriyadi Menjelaskan bahwa pencanangan tahun toleransi adalah sebagai tonggak pertama untuk mewujudkan kehidupan beragama yang moderat.
“Kehidupan yang moderat bukan berarti mencampuradukkan, bukan berarti menjadikan satu, bukan berarti kompromi, karena keyakinan tidak dapat dicampuri, hanya saja tentang bagaimana kita hidup berdampingan,” jelasnya.
Berkaitan dengan alat ukur (index) atas kerukunan umat beragama yang akan dapat dibangun melalui program penguatan moderasi beragama, Supriyadi mengajak umat Buddha untuk turut mewujudkan kerukunan.
Lebih lanjut Supriyadi mengatakan bahwa dalam agama Buddha sendiri terdiri dari berbagai organisasi keagamaan dilatari oleh banyak tradisi yang dikembangkan.
Menurutnya, tugas Ditjen Bimas Buddha adalah bagaimana agar umat Buddha yang terdiri dari banyak tradisi tersebut bisa menjalin kehidupan yang damai, rukun, dan harmonis.
“Satu hal penting yang kita jadikan sebagai panduan bahwa kita hidup di NKRI. Maka setelah kita dapat bergaul dan bersosialisasi dengan sesama, yang perlu dikembangkan berikutnya adalah bagaimana kita membangun rasa cinta tanah air,” tuturnya.
Kepada peserta kegiatan Supriyadi menjelaskan bahwa pihaknya beserta jajaran berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada umat Buddha melalui perubahan sikap mental.
Bahwa hal tersebut dilakukan lanjut Dirjen untuk membentuk ASN yang dapat memahami tuntutan atas perkembangan dunia teknologi informasi.
Kegiatan diikuti oleh umat Buddha yang bernaung di bawah pembinaan MABIKTI wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, turut hadir Pembimas Buddha pada Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta dan Penyelenggara Buddha Kota Jakarta Utara.