Dirjen Bimas Buddha Supriyadi meminta kepada seluruh ASN yang terkorespondensi dengan Ditjen Bimas Buddha, terutama di daerah agar menggunakan aplikasi Srikandi sebagai bentuk respon terhadap kebijakan pemerintah dalam hal reformasi birokrasi.
Dijelaskan olehnya, salah satu ukuran dari hal tersebut yakni adanya pemanfataan satu sistem yang sentralistik.
“Apapun kondisinya, semua jajaran yang terkorespondensi dengan Bimas Buddha khususnya jajaran di daerah wajib menggunakan Srikandi,” terang Dirjen saat berikan pengarahan pada kegiatan Bimbingan Teknis Nasional Penerapan Srikandi di Jakarta, hari kedua Selasa (19/09/2023).
“Srikandi walaupun kadang ada kendala namun jangan menjadi penghambat bagi kemajuan,” sambung Dirjen.
“Mudah-mudahan Srikandi yang dibangun oleh Kominfo adalah sebuah sistem yang memang akan memfasilitasi kita untuk bisa berjejaring,” harapnya.
Melalui bimbingan teknis secara nasional, Dirjen juga meminta agar kegiatan ini diikuti dengan baik. Pihaknya menyebut bahwa pemerintah memfasilitasi ini adalah untuk menuju kebaikan bersama, mewujudkan birokrasi yang baik, cepat, lincah, sehingga tidak hanya berkutat pada belenggu ruang dan waktu.
Supriyadi berharap penggunaan dan penerapan Srikandi adalah sebagai bentuk kolaborasi, bukan dikarenakan hubungan atasan dan bawahan.
“Aplikasi ini bukan karena atasan bawahan, tapi aplikasi ini adalah sebagai bentuk kolaborasi. Mudah-mudahan pemanfaatannya dapat terlaksana dengan baik,” jelasnya.
“Manfaatkan aplikasi dengan baik, untuk kepentingan kita bersama-sama mempermudah, mempercepat koordinasi kita agar kita tidak terbelenggu dengan pekerjaan dan kita merasa nggak punya pekerjaan kalau tidak ada kertas dan sebagainya,” imbuh Supriyadi.
Menutup arahannya, Supriyadi meminta kepada peserta agar menyampaikan hasil kegiatan kepada pimpinan masing-masing dan samping itu, Menag sudah menugaskan dan memberikan edaran pemanfaatan SPBE ini dengan Srikandi.