Top
    bimasbuddha@kemenag.go.id
+62 811-1001-1809
Puslitbang LKKMO Gelar Persiapan Omnibus Riset dan Survei Zona Integritas

Rangkaian Waisak, Api Diambil Dari Mrapen di Sakralkan di Candi Mendut

Sabtu, 18 Mei 2019
Kategori : Berita

Dalam rangka Waisak 2563 BE Umat Buddha melakukan pengambilan api di Mrapen-Jawa Tengah. Api tersebut kemudian disemayamkan untuk disakralkan di Candi Mendut, Jumat (17/5).

Saat ritual Pensakralan, Dirjen Bimas Buddha Caliadi mengatakan hal ini sebagai momentum penyambutan Waisak secara bersama dengan umat Buddha menyambut penuh hikmah dan dapat dilaksanakan dengan baik.

"Prosesi ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam Waisak. Kita bisa bersama-sama melaksanakan dengan penuh hikmah dan saya berharap Peringatan Waisak dapat terlaksana dengan baik," ujar Caliadi, Candi Mendut Jawa Tengah (17/05).

Prosesi dimulai dengan Bhikkhu Sangha menuju Merapen, Grobogan lalu melaksanakan Upacara Ritual Api Alam Tri Suci Waisak 2563 BE / 2019 di Merapen, Grobongan, Purwodadi, Jateng.

Umat Buddha melakukan Puja Bhakti pensakralan Api Alam Majelis-Majelis Agama Buddha secara bergantian. Bhante Wongsin Labhiko Mahathera, mengatakan api ini mengandung makna sinar terang untuk menerangi kehidupan.

Air dan api ini adalah sarana yang penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air ataupun api, dunia akan kacau balau.

"Kita sudah ambil air dan api, yang menunjukkan sinar terang. Sinar terang dalam menjalanlan hidup manusia yang bermoral dengan yang terang. Sinar terang untuk melenyapkan kegelapan batin," kata Bhante Wongsin, Jumat (17/5/2019) di sela prosesi penerimaan api alam di Candi Mendut.

Hal senada dikatakan Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Hartati Murdaya, api adalah sarana puja dan melambangkan suatu penerangan yang diharapkan mampu menerangi umat dalam segala langkah di kehidupan.

Penerangan ini gambaran Buddha yang menerangi dan dapat membawa manusia menuju langkah dan jalan yang benar.

"Api alam ini melambangkan penerangan, penerangan yang dapat membawa kita ke jalan yang benar, serta dapat mengikat hawa nafsu, ego, keserakahan, yang membelenggu umat manusia," kata Hartati.

"Bhante, bikhu, dan umat buddha akan membacakan doa, hari ini dimalam hari, besok pagi, sebelum tanggal 18 Mei mendatang melakukan prosesi waisak yang besar, dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Umat akan membawa sasana puja, relik, bersama barisan umat ke Candi Borobudur," kata Hartati.

Puluhan ribu umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan negara di dunia, mengikuti Waisak tahun ini di Magelang. Hadir umat Buddha Indonesia dari Thailand, Laos, Kamboja, India, dan Tibet.


Sumber
:
Penulis
:
Tim Humas
Editor
:
Budiyono

Berita Terkait