Jakarta (Bimas Buddha) Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan Sekolah Minggu Buddha (SMB) di Indonesia agar lebih terstruktur, terukur, dan sistematis, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha mengadakan kegiatan Pembinaan Manajemen Lembaga Pendidikan yang dilaksanakan secara daring.
Direktur Urusan dan Pendidikan (Dirurpendik) Agama Buddha, Nyoman Suriadarma. menyoroti pentingnya penerapan teori manajemen dalam pengelolaan pendidikan, seperti teori POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) yang diperkenalkan oleh George R. Kelly, serta teori PDCA (Planning, Do, Check, Act) oleh W. Edwards Deming.
"Dalam pengelolaan Sekolah Minggu, perencanaan yang baik harus menjadi dasar. Selain itu, kurikulum harus dijadikan acuan utama dalam menyusun program pembelajaran. Namun, kami juga menyadari masih ada tantangan, termasuk kendala dalam penerapan kurikulum yang hingga saat ini belum dievaluasi secara menyeluruh sejak selesai disusun pada tahun 2015," jelas Nyoman pada Senin (2/12/2024).
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan pentingnya membangun hubungan yang harmonis antara semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kurikulum dan aktivitas pembelajaran di Sekolah Minggu.
"Satu hal yang sangat penting dalam melaksanakan kurikulum bukan hanya terkait kurikulum itu sendiri, aktivitas pembelajaran, dan siswa, tetapi juga hubungan antar guru, yayasan, serta pengelola. Kadang-kadang, kurangnya dukungan dari orang tua atau wali menjadi kendala yang membuat Sekolah Minggu berjalan tertatih-tatih," tambahnya.
Dirurpendik berharap forum ini dapat menjadi ruang diskusi bagi para peserta untuk berbagi pengalaman, menyampaikan kendala, serta memberikan masukan terkait pelaksanaan Sekolah Minggu di daerah masing-masing.
"Pertemuan hari ini dapat dijadikan sebuah forum untuk bapak ibu saling curhat, saling memberikan informasi tentang seperti apa sebenarnya pelaksanaan Sekolah Minggu dari Aceh sampai Papua," ujar Nyoman.
Dengan pengelolaan yang lebih baik, Nyoman berharap Sekolah Minggu Buddha dapat menjadi wadah yang tidak hanya mengajarkan pendidikan agama Buddha, tetapi juga nilai seni, budaya, dan sosial, yang memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Buddha di Indonesia, dengan harapan agar Sekolah Minggu dapat terus berkembang menjadi lembaga yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pembentukan karakter generasi muda Buddhis.
Kegiatan menhadirkan narasumber diantaranya Bhante Nyanasuryanadi Mahathera dari STIAB Smaratungga dan Sulaiman dari STABN Raden Wijaya, diikuti oleh 530 peserta yang merupakan guru Sekolah Minggu Buddha dari berbagai daerah di Indonesia.