MENGENAL BOROBUDUR: WARISAN DUNIA DARI LELUHUR BANGSA KITA

Borobudur, dengan arsitektur yang megah dan ukuran yang besar, selalu memukau siapa saja yang melihatnya. Sebagai Situs Warisan Dunia, candi ini terkenal baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

MONUMEN MENAKJUBKAN

Borobudur adalah monumen Buddhis terbesar di dunia. Namun, di sekitarnya juga terdapat banyak candi lain, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Studi dan pelestarian Borobudur telah berlangsung sejak abad ke-19. Candi Borobudur telah 3 kali dipugar, yaitu pada tahun 1814-1822 oleh Thomas Stamford Raffles, kedua tahun 1907-1911 oleh Theodoor van Erp dan pemugaran besar terakhir pada tahun 1973-1983 oleh Pemerintah Indonesia dan UNESCO.


Monumen ini memiliki lima teras persegi dan tiga teras bundar dengan 72 stupa, serta satu stupa besar di puncak. Ada juga lorong sempit yang terbentuk oleh pagar langkan di sekeliling teras.


Terdapat 1.460 relief yang menceritakan kisah dan 1.212 relief hias, dengan total 2.672 panel yang menutupi area 2.500 meter persegi. Jika direnggangkan, panjang total relief ini mencapai 3.000 meter.


Setiap teras persegi menghadap ke empat arah mata angin. Di pagar langkan, ada ratusan arca Buddha dengan berbagai pose. Tiga teras bundar di atas tidak memiliki pagar langkan dan dihiasi dengan stupa yang masing-masing berisi satu arca Buddha. Stupa utama di puncak monumen memiliki diameter 10 meter. Denah Borobudur mencakup area 123 meter x 123 meter dengan ketinggian 35 meter.

BOROBUDUR: SEBAGAI PENDIDIKAN DAN AJARAN

Penampilan Borobudur tidak hanya menakjubkan dari luar, tapi juga sarat dengan ajaran. Sebuah kelompok peneliti lokal, Bumi Borobudur, telah mengidentifikasi hampir semua relief naratif. Proses ini membantu kita memahami nilai dan ajaran Borobudur dengan lebih lengkap.


Walaupun naskah asli yang menjadi rancangan Borobudur mungkin sudah hilang, relief-relief di Borobudur sebenarnya merupakan 'naskah' yang sesungguhnya. Relief-relief ini serta arca dan stupa di Borobudur dirancang dan dibuat dengan tujuan tertentu, mengikuti urutan dan konsep tertentu.

KARMAWIBHANGGA

Di lantai dasar candi, terdapat 160 relief Karmawibhangga yang hampir seluruhnya kini tertutup oleh dinding penopang. Relief ini mengajarkan prinsip 'ngunduh wohing pakarti', yang berarti kita akan memetik hasil dari perbuatan kita sendiri. Ada 54 bagian dalam Karmawibhangga yang menjelaskan hubungan antara tindakan dan akibatnya, menekankan pentingnya hidup yang cerdas, berbudi, disiplin, bermoral, dan beretika. Relief ini mengajak untuk hidup dengan integritas dan sopan santun, serta berinteraksi dalam masyarakat dengan adil, tanpa kekerasan, dan berkomitmen untuk tidak menyakiti atau merugikan orang lain.

JATAKA DAN AWADANA


Pada panel lantai 1 bagian atas, terdapat 620 relief yang menggambarkan cerita Jataka dan Awadana, dan 100 relief lagi di lantai 2. Relief-relief ini mengajarkan tentang 'migunani tumpraping liyan' - hidup yang memberi manfaat untuk orang lain. Ini menekankan pentingnya sikap peduli dan altruistik, serta motivasi untuk terus memperbaiki diri. Relief tersebut juga menampilkan cerita tentang binatang, pemimpin negara, dan dewa, menggambarkan pentingnya kerjasama dan kesatuan dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam kemakmuran maupun tantangan. Ada pula gambaran tentang pemimpin yang adil, berani, dan melindungi rakyatnya.

SUTRA LALITAVISTARA

Sutra Lalitawistara yang terukir di dinding lantai pertama terdiri dari 120 relief. Sutra ini mengisahkan tentang 'Kiprah Pamungkas', yang merupakan puncak dari berbagai aktivitas yang kaya dan lengkap. Relief ini menunjukkan bagaimana berbagai kegiatan bermanfaat mencapai puncaknya dengan dimulainya penyebaran Ajaran.

GANDAVYUHA

Sutra Gandawyuha adalah ajaran utama di Borobudur, terukir dalam 460 relief. Relief ini menggambarkan cara mencapai pengetahuan sempurna dan potensi tertinggi manusia. Di lantai dua, ada 128 relief tentang pembukaan dan 'kalyanamitra' dari Sutra Gandawyuha. Relief ini menampilkan kehidupan spiritual yang penuh empati, percaya diri, rendah hati, dan ingin belajar. Relief ini juga mengajarkan toleransi terhadap semua jenis kelamin, usia, profesi, kekayaan, suku, kasta, dan agama.



Mitra Andalan | Lantai 2, dinding


Bagian Mitra Andalan ini menekankan pentingnya memiliki hati yang terbuka, menghormati pandangan orang lain, dan menghargai keberagaman dalam masyarakat multikultural. Ini juga menunjukkan pentingnya ketekunan dan kegigihan dalam menumbuhkan kebaikan dan pengetahuan. Mitra-Mitra Andalan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat kota, termasuk rumah tangga, pedagang, pemimpin suku, pandai emas, ahli bahasa, pemuda-pemudi, dan anak-anak.


Di dinding dalam dan dinding langkan lantai tiga terukir 176 relief dan di lantai empat ada 84 relief, yang menggambarkan bagian utama dari Sutra Gandawyuha. Relief ini bertujuan untuk 'memayu hayuning bawana', atau menciptakan kondisi yang memungkinkan pengalaman realitas tertinggi dari kedamaian. Ajaran ini mengungkapkan bahwa kemuliaan dan kebahagiaan di dunia ini hampir tidak mungkin dinikmati sendiri. Kebahagiaan dan ketenangan sejati hanya bisa dicapai dengan motivasi dan tekad untuk melibatkan orang lain, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga bangsa dan dunia.

BHADRACARI

Bab terakhir dari Sutra Gandawyuha terukir di dinding dalam lantai empat pada 72 relief yang dikenal dengan nama ‘Bhadracarya-pranidhana’ - aspirasi untuk hidup selaras dengan ‘semuanya yang bajik’.

DHARMADHATU DAN DHARMAKAYA

Di bagian puncak candi, terdapat tiga teras bundar melambangkan Dharmadhatu, sebuah ruang tanpa dimensi yang merepresentasikan tempat muncul dan lenyapnya segala pengalaman. Terdapat 72 Stupa Jala dan Stupa Stapada yang mewakili pengalaman akan realitas mutlak, masing-masing dengan bentuk yang unik namun serupa.


Stupa utama menggambarkan Dharmakaya, esensi kesadaran murni yang menjadi dasar semua pengalaman. Ini menandakan hilangnya batasan antara subjek dan objek, kemampuan untuk memahami yang bersifat imanen dan transenden, kebebasan dari konsep, serta ekspresi kasih sayang yang agung dan kebahagiaan sejati.

NILAI-NILAI CANDI BOROBUDUR SEBAGAI WARISAN KEBUDAYAAN NUSANTARA

Borobudur adalah contoh kebesaran budaya Nusantara yang ramah, akomodatif, kokoh dan tegar. Candi ini menunjukkan bahwa budaya kita terbuka dan toleran. Bangsa kita tidak langsung menolak atau menerima ide dari luar, tetapi mempelajarinya dengan bijak. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita cerdas dan percaya diri.


Seni ukiran di Borobudur, dengan desain dan motifnya, menunjukkan keunikan budaya lokal bangsa kita. Walaupun mengambil inspirasi dari ajaran Buddha dari luar negeri, tetapi cara pembuatannya menunjukkan keterampilan dan ekspresi seni budaya Nusantara yang berkualitas tinggi. Ini menunjukkan bahwa kita bisa mengadaptasi ajaran agama dari luar untuk memperkaya budaya dan tradisi lokal kita.


Borobudur adalah karya besar bangsa kita yang patut dihargai. Ini adalah inovasi yang belum pernah ada sebelumnya dan unik. Pembangunan Borobudur tidak hanya membutuhkan keahlian teknis, tetapi juga didukung oleh sumber daya manusia yang berpendidikan dan dana yang cukup.


Nenek moyang kita menunjukkan keberanian dalam berinovasi yang menciptakan sinergi antara kecerdasan, agama, dan budaya. Ini menghasilkan nilai-nilai, norma, dan etika yang luhur. Pandangan hidup ini menjadi panduan untuk membangun diri dan masyarakat yang berbudaya.


Borobudur dibangun sebagai pengajaran dan tuntunan untuk memberi manfaat bersama. Candi ini menekankan pentingnya hidup berdasarkan kebaikan, keterbukaan hati, keadilan, dan toleransi. Ini adalah pedoman untuk membentuk keluarga yang peduli dan masyarakat yang harmonis.


Borobudur juga mengajarkan kita tentang cara hidup yang peduli terhadap sesama. Ini mengajarkan kita untuk selalu bermanfaat bagi orang lain, atau setidaknya tidak merugikan mereka. Candi ini mencerminkan keagungan budaya Nusantara dan memberikan panduan hidup untuk mencapai potensi terbaik dalam keluarga, masyarakat, dan sebagai bangsa.


Panduan ini membantu kita memperluas wawasan, meningkatkan toleransi, dan mengasah pikiran. Ini membentuk pribadi yang memiliki keyakinan spiritual, berbudaya, dan menghormati satu sama lain. Menjadi manusia yang membawa manfaat dan kebahagiaan bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara adalah tujuan dari ajaran ini.


Borobudur adalah peta lengkap yang memungkinkan dicapainya potensi tertinggi manusia


Sumber: bumiborobudur.com